Pemerintah bakal memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, Paser Penajam Utara, Kalimantan Timur. Seiring dengan rencana itu, badan otorita juga menggeber pembangunan wisata.
Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Otorita IKN, Muhsin Palinrungi, menyebut pengembangan wisata itu difokuskan di luar area inti pemerintahan IKN. Saat ini, badan otorita tengah mendata potensi wisata alam dan perencanaan wisata kebugaran dan rekreasi.
Dia menyebut melakukan dua langkah utama untuk mendapatkan data itu, yakni secara aktif menyisir destinasi wisata di kawasan Penajam Paser Utara dan meminta warga untuk melaporkan tempat wisata yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pariwisata fokus kepada kawasan wisata yang masuk kawasan IKN, di luar kawasan inti pemerintahan. Saat ini, baru ada empat atau lima destinasi wisata alam yang kami kembangkan," ujar Muhsin dalam perbincangan dengan Kemenparekraf dan media di Balikpapan, Rabu (4/10/2023).
Kelima destinasi wisata IKN itu adalah Goa Tapak Raja, kawasan mangrove Mentawir, Gunung Parung, air terjun Tembinus, dan bukit Bengkirai.
Secara umum, destinasi wisata ini belum dikelola secara optimal. Baik akses menuju kawasan wisata atau pun destinasi wisata.
Sebagai gambaran destinasi wisata Goa Tapak Raja, yang ditemukan oleh pendatang pada 1983 dan berada sekitar 30 kilometer dari Titik Nol Nusantara, memang sudah dibuka untuk umum sejak 2016, tetapi hingga saat ini sarana dan fasilitas buat pengunjung belum lengkap.
"Toilet belum ada, ada pengembangan flying fox tetapi belum bsia dipakai, pujasera juga masih dalam tahap perencanaan, dan belum ada pemandu yang mumpuni, serta homestay yang masih minim," kata Muhsin.
Destinasi lainnya, kawasan mangrove Mentawir dengan luas sekitar 2.300 hektare dan 300 hektare telah digunakan untuk wisata ternyata belum dioptimalkan. Padahal, kawasan ini memiliki tanaman mangrove yang berbeda dari daerah lain di Indonesia.
Menurut ketua Pokdarwis Tiram Tambun, yang mengelola wisata mangrove Mentawir, pohon mangrove di kawasan lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan hutan mangrove lainnya. Selain itu, ada satu pulau yang memiliki mangrove kuning. Mangrove ini akan berwarna kuning bercahaya jika terkena sinar matahari.
Kawasan mangrove ini sempat ramai wisatawan tetapi kemudian sepi setelah kalah pamor dari IKN Nusantara. Saat detikTravel mengunjungi area ini pada Selasa (3/10), kondisi gerbang masuk hutan mangrove ini terbengkalai. Begitu pula dengan tempat penjualan tiket. jembatan untuk menyusuri hutan mangrove juga relatif tidak akan bagi pegunjung karena tidak berpagar.
Sementara itu, Bukit Parung baru dilaporkan memiliki potensi wisata oleh tetua adat kampung Balik Subakdin pada temu Kemenparekraf dengan Komunitas di kawasan IKN pada Selasa di IKN Nusantara.
Muhsin mengakui masih ada kendala sumber daya manusia (SDM) untuk mengembangkan wisata. Bukan hanya dalam pengelolaan destinasi wisata, tetapi juga pengadaan dan pengelolaan homestay pemandu serta pemandu wisata.
"Kami bekerja sama dengan Dinas Tenaga kerja untuk menggelar pelatihan bagi pekerja wisata. Dari 100 target kami, baru 50 orang yang mendaftar," ujar dia.
Selain itu, Muhsin menyebut akan membangun wisata kebugaran atau wellness tourism di IKN. Dia menyebut dalam perencanaan pembangunan IKN, wisata kebugaran masuk dalamnya.
"Siapa saja yang akan pindah ke IKN dari Jakarta, diupayakan semaksimal mungkin untuk tidak merasakan perbedaan terlalu jauh dari Jakarta, termasuk soal rekreasi wellnes tourism," kata Muhsin.
Muhsin menyadari betul bahwa pembangunan wisata di IKN bukan perkara mudah. Selain masih dalam tahapan pemetaan destinasi wisata dan pengembangan SDM, sarana dan prasarana wisata juga menjadi PR besar. Di antaranya, ketersediaan transportasi publik, hotel dan penginapan, serta kuliner khas yang siap menyambut wisatawan massal.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!