Asosiasi Umroh: Umroh Urusan Ibadah, Bukan Jalan-jalan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Asosiasi Umroh: Umroh Urusan Ibadah, Bukan Jalan-jalan

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 13 Okt 2023 07:29 WIB
Umroh tak hanya sekadar mengunjungi dua kota suci, mekkah dan madinah. Ada yang berbeda disajikan oleh Pangeran Tour Gelar saat umroh bareng Habib Jindan. Apa?
Ilustrasi umrah. (Dok. Pangeran Tour)
Jakarta -

Tren umrah backpacker dinilai lebih hemat dan menjadi tren. Asosiasi penyelenggara umrah menanggapi dengan menyebut umrah bukan urusan jalan-jalan semata.

Umrah backpacker merupakan umrah yang dilakukan secara mandiri atau tidak melalui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang ditunjuk resmi.

Itu banyak dilakukan masyarakat karena dinilai membuat perjalanan umrah menjadi relatif lebih hemat. Namun di sisi lain, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) menyoroti hal ini dan menyebut kalau umrah itu bukan sekedar jalan-jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pertama, ini kan bukan urusan jalan-jalan, ini kan urusan ibadah, ya tentu urusan ada kaitannya rohani lah ya. Tentu dilakukan dengan cara yang mengikuti ketentuan yang berlaku ya kan," kata Sekjend DPP AMPHURI, Faried Aljawi, saat dihubungi detikTravel, Senin (9/10/2023).

Sehingga, aktivitas ibadah umrah mesti dilakukan dengan rangkaian ritus keagamaan dan baiknya dipandu oleh pemandu profesional.

ADVERTISEMENT

"Terus untuk tahapan-tahapannya terutama ibadahnya itu juga dengan pimpinan yang pas ya, supaya juga di sananya dipandu dengan orang-orang yang benar memahami dan profesional. Sehingga orang yang pergi kesana memang mendapatkan apa yang mereka inginkan, bukan sekedar mereka jalan-jalan dengan harga murah yang orientasinya jadi bukan ibadah malah," imbuhnya.

Kendati demikian, ia menyebut tak bisa melarang adanya umrah yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Mengingat teknologi yang kian berkembang dan kebijakan Arab Saudi yang membuka lebar kunjungan.

"Namun seiring dengan perkembangan jemaah, seiring dengan teknologi kita memang tidak bisa mencegah siapapun bisa melakukan siapapun gitu ada orang melakukan umrah, ya karena mereka bisa ambil tiket sendiri, bisa ambil hotel sendiri," katanya.

Dari sisi asosiasi, ia mengimbau bahwa masyarakat semestinya melakukan umrah melalui PPIU yang telah ditunjuk. Itu untuk keamanan dan kenyamanan yang lebih terjamin bagi jemaah umrah.

"Jadi kalau melalui kita yang pertama kita mempunyai program umrah pasti, tiketnya pasti, hotelnya pasti, penerbangannya pasti, visa-nya pasti, dan pasti berizin. Kami ini menjamin kenyamanan, keamanan mereka," kata dia.

"Baik, termasuk bimbingan, termasuk layanan kesehatan, itu semuanya dijamin, karena kita ada kriterianya termasuk asuransi, ya sehingga ini benar-benar menjadi tanggung jawab penyelenggara gitu," ujar dia.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak melarang umrah backpacker atau umrah mandiri. Namun, ia menjelaskan jemaah lebih dianjurkan menggunakan lembaga terdaftar untuk perlindungan. Hal tersebut mengingat banyak orang yang kurang memahami proses ibadah umrah.

"Jemaah kita ini kan sebagian besar tidak memahami ya, proses. Bukan hanya proses secara beribadahnya tapi bagaimana fasilitas akomodasi di sana, transportasi di sana, itu yang menyulitkan," ujar dia di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (6/10).




(wkn/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Polemik Umrah Backpacker
Polemik Umrah Backpacker
10 Konten
Umrah backpacker merupakan umrah mandiri tanpa melalui biro perjalanan resmi. Umrah ini berkembang setelah pemerintah Arab Saudi memberikan kemudahan untuk umrah ini. Kemenang justru melarang karena dinilai melanggar UU.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads