Polemik Umrah Backpacker, MUI : Boleh, tapi Jangan Tinggal di Masjid

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Polemik Umrah Backpacker, MUI : Boleh, tapi Jangan Tinggal di Masjid

Anisa Rizki Febriani - detikTravel
Rabu, 21 Feb 2024 12:02 WIB
Muslims touch and pray at al-Hajr al-Aswad Black Stone during their Umrah, at the Grand Mosque, in the holy city of Mecca, Saudi Arabia, December 18, 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Ilustrasi jemaah umrah (Amr Abdallah Dalsh/Reuters)
Jakarta -

Kementerian Agama melarang umrah backpacker dan umrah mandiri. Tetapi, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis justru mengijinkannya.

Umrah backpacker tengah menjadi polemik. Kiai Cholil menilai kini akses semakin mudah untuk keliling dunia, termasuk umrah.

"Saya pikir ke depan memang kita makin mudah untuk akses keliling di dunia, apalagi cuma umrah gitu kan, lebih dekat dari kita, orang bisa berangkat sendiri, melaksanakan, apalagi ibadahnya ibadah sunah," kata Kiai Cholil seperti dikutip dari detikHikmah, Rabu (21/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Cholil menjelaskan umrah backpacker pas dilakukan oleh mereka yang menyukai bepergian sendirian. Pesawat dan transportasi umum sudah mendukung jemaah untuk bisa mendatangi tempat-tempat umrah.

Meski demikian, ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap menjaga nama baik negara ketika umrah backpacker. Jangan sampai bisa pergi sendiri namun tidak bisa pulang.

ADVERTISEMENT

"Saya berharap meminta kepada masyarakat yang ingin umrah backpacker berangkat sendiri silakan dicoba. Saya sudah pernah mencobanya asyik dan nyaman. Yang kedua, tapi perhatikan, tolong bawa nama Indonesia yang baik, jangan sampai pergi ke sana, tidak bisa pulang," kata Kiai Cholil.

Ia juga menuturkan agar masyarakat memastikan tempat tinggal yang baik selama melakukan umrah backpacker.

"Karena barangkali ada backpacker, tidak ada tempat tinggalnya. Jangan sampai tinggal di masjid," kata dia.

Kiai Cholil juga menegaskan masyarakat yang ingin melakukan umrah backpacker menjaga etika dan berlaku baik.

"Itu harga diri orang Indonesia ya, jangan sampai berangkat ke sana hanya tidur, balik-balik dari masjid. Mungkin sampai ya ganti-ganti baju dan mandi di masjid itu saya pikir tidak baik. Siapkan minimal, ada tempat tinggal, sehingga ke masjid dalam keadaan bersih dan tidak kotori masjid," ujar dia.

Pemerintah Arab Saudi juga sudah mempermudah penerbitan visa elektronik dan informasi umrah. Mereka merilis aplikasi Nusuk. Visa wisata dan bisnis juga sudah bisa digunakan untuk umrah sekaligus.

Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) juga menyarankan agar kemenag tanggap terhadap tren umrah backpacker. Semestinya, kemenag tidak perlu melarang umrah backpacker, tetapi membuat regulasi dan aplikasi sehingga bisa memantau jemaah Indonesia yang melakukan umrah backpacker atau umrah mandiri.

Ketua MPR Bambang Soesatyo juga menyarankan agar kemenag mengkaji tren baru itu. Dia tetap mengingatkan keselamatan dan kenyamanan jemaah harus diutamakan.

Sebelumnya, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Jaja Jaelani melarang umrah backpacker dan umrah mandiri. Dia menyebut umrah backpacker bertentangan dengan regulasi yang ada di Indonesia. Dia juga menduga ada orang dalam Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) meloloskan jemaah dengan umrah backpacker.




(fem/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Polemik Umrah Backpacker
Polemik Umrah Backpacker
10 Konten
Umrah backpacker merupakan umrah mandiri tanpa melalui biro perjalanan resmi. Umrah ini berkembang setelah pemerintah Arab Saudi memberikan kemudahan untuk umrah ini. Kemenang justru melarang karena dinilai melanggar UU.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads