Konflik Israel-Palestina berdampak langsung kepada pariwisata. Turis yang liburan ke Israel rela merogoh kocek dalam-dalam untuk pulang.
Dilansir dari BBC pada Jumat (13/10), turis-turis itu kesulitan pulang karena maskapai penerbangan komersial dihentikan setelah serangan udara antara Hamas dan Israel.
Beberapa negara seperti Korea Selatan, Prancis, dan Jerman telah menyewa pesawat untuk mengevakuasi warga mereka yang liburan di sana. Inggris pun melakukan langkah serupa, namun tiap penumpang harus membayar 300 pound sterling atau sekitar Rp 5 jutaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi, belum semua turis asing terangkut pulang. Di antaranya, Lisa Tsang dan Deborah. Mereka liburan ke Tel Aviv pada Sabtu (7/10), saat itu maskapai mengumumkan perjalanan akan aman.
Namun ketika turun dari pesawat, sirine berbunyi. Lisa dan Deborah harus segera berlindung setelah sampai di hotel. Suami Lisa, Mike, mencoba mengatur perjalanan pulang, harga tiket pesawat sudah melonjak gila-gilaan.
Mau tak mau, Mike memesan 5.000 pound sterling atau sekitar Rp 95 jutaan demi tiket pulang. Lucunya, meski sudah memiliki tiket, maskapai tidak memberitahu pelanggan bahwa penerbangan telah dibatalkan.
"Ini mengerikan. Pengembalian dana akan memakan waktu 2-3 minggu. Saya beruntung, Mike mampu terus memesan penerbangan tanpa henti," kata Lisa.
Dua sepupu itu akhirnya bisa pulang pada Kamis (12/10) pagi. Dalam keadaan masih linglung, mereka berpisah di Manchester.
Pengalaman serupa diutarakan Ben Hardcastle dan Shannon Burke. Dua sejoli ini tiba di Israel saat konflik terjadi.
Pada malam pertama, mereka mendengar sirine dan harus mencari perlindungan di tangga sebuah hotel.
"Cukup traumatis berada di sana," kata Ben.
Ben dan Shannon bersembunyi di bawah tangga selama 10 menit tiap kali sirine berbunyi. Merasa terancam, mereka meoncoba menghubungi kedutaan Inggris di Tel Aviv, namun tak ada jawaban.
Pasangan itu akhirnya memutuskan untuk pergi ke bandara. Mereka sampai membeli 4 penerbangan, lagi-lagi tak ada pesawat yang berangkat.
Harga tiket pesawat meloncak sampai 1.500 pound sterling atau sekitar Rp 28 juta per orang. Mereka membeli penerbangan ke Turki dan akan melanjutkan perjalanan ke Luton, Inggris dari sana.
"Saya tahu uang bukanlah hal yang penting dalam situasi ini, namun kami telah menghabiskan ribuan dolar untuk penerbangan yang dibatalkan. Kami beruntung memiliki sarana untuk melakukannya," kata dia.
Baca juga: Sejarah Kibbutz, Cikal Bakal Israel |
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan