Mari mengenal sejarah Palestina. Keadaan genting di Gaza karena serbuan Israel membuat kita harus menarik panjang perjalanan waktunya.
Palestina merupakan wilayah kecil yang telah memainkan peran penting dalam sejarah kuno dan modern Timur Tengah. Sejarah Palestina ditandai dengan konflik politik dan perampasan tanah.
Palestina berada di persimpangan geografis yang dinilai berharga antara Afrika dan Asia, menurut laman History. Saat ini, masyarakat Palestina memiliki keinginan kuat untuk menciptakan negara merdeka karena selama ini mereka telah diperebutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga tahun 1948, Palestina mengacu pada wilayah geografis yang terletak di antara Laut Mediterania dan Sungai Yordan. Masyarakat Timur Tengah mengakui negara Palestina sejak awal abad ke-20 tetapi banyak dari wilayahnya sekarang dianggap milik Israel.
Saat ini, Palestina secara teoritis mencakup Tepi Barat (wilayah yang berada di antara Israel dan Yordania) dan jalur Gaza (yang berbatasan dengan Israel dan Mesir).
Namun, kendali atas wilayah ini merupakan situasi yang kompleks dan tidak ada konsensus internasional mengenai perbatasan serta banyak wilayah yang diklaim oleh Palestina telah diduduki oleh Israel selama bertahun-tahun.
Baca juga: Sejarah Kibbutz, Cikal Bakal Israel |
Asal Mula Nama Palestina
Sejumlah ahli percaya bahwa nama Palestina aslinya berasal dari kata Filistia, mengacu pada orang Filistin yang menduduki sebagian wilayah itu pada abad ke-12 SM.
Sepanjang sejarah, Palestina telah diduduki oleh banyak kelompok, termasuk Asyur, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Turki Seljuk, Mesir, dan Mamelukes. Sekitar tahun 1517 hingga 1917, kekaisaran Ottoman menguasai sebagian besar wilayah tersebut.
Ketika Perang Dunia I berakhir tahun 1918 Inggris menguasai Palestina. Liga Bangsa-bangsa mengeluarkan mandat kepada Inggris atas kendali administratif di wilayah tersebut.
Pemisahan Negara Palestina
Tahun 1947, setelah lebih dari dua dekade dijajah Inggris, Perserikatan Bangsa-bangsa mengusulkan rencana membagi Palestina menjadi dua bagian yaitu negara Yahudi merdeka dan negara Arab merdeka.
Kota Yerusalem yang diklaim sebagai ibu kota oleh orang Yahudi dan Arab Palestina akan menjadi wilayah internasional dengan status khusus. Para pemimpin Yahudi menerima rencana tersebut tetapi banyak orang Arab Palestina dengan keras menentangnya.
Kelompok Arab berpendapat bahwa mereka mewakili mayoritas penduduk di wilayah tertentu dan harus diberikan lebih banyak wilayah. Mereka mulai membentuk pasukan sukarelawan di seluruh Palestina.
Israel Menjadi Sebuah Negara
Pada Mei 1948, kurang dari setahun setelah rencana pemisahan negara Palestina diusulkan, Inggris menarik diri dari Palestina dan Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka.
Sontak, tentara Arab mencegah berdirinya negara Israel. Perang Arab-Israel pada 1948 terjadi melibatkan lima negara Arab yaitu Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan Libanon.
Pada akhir Juli 1949, perang pun berakhir dan Israel berhasil menguasai lebih dari dua pertiga bekas mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat, Mesir, dan Jalur Gaza.
Konflik tahun 1948 pun menjadi babak baru dalam perjuangan antara orang Yahudi Israel dan Arab Palestina yang kini menjadi kontes regional yang melibatkan negara dan jalinan kepentingan diplomatik, politik, dan ekonomi.
Lahirnya Organisasi Pembebasan Palestina
Pada tahun 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk dengan tujuan untuk mendirikan negara Arab Palestina di atas tanah yang sebelumnya dikelola Inggris dan yang oleh PLO dianggap diduduki secara tidak sah oleh Israel.
Meskipun PLO pada awalnya didedikasikan untuk menghancurkan Israel sebagai sarana untuk mencapai tujuan memerdekakan Palestina, tetapi dalam Persetujuan Oslo 1993, PLO harus menerima Israel merdeka.
Palestina terkni
Hingga tahun 2021, Palestina masih berjuang untuk merdeka dan diakui secara resmi oleh semua negara di dunia.
Meskipun warga Palestina menempati wilayah utama termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, beberapa orang Israel dengan restu pemerintah mereka terus menetap di wilayah yang secara umum disepakati berada di bawah kendali Palestina.
Banyak kelompok hak asasi internasional menganggap permukiman semacam itu ilegal, perbatasan tidak ditentukan dengan jelas, konflik terus menerus terjadi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!