Soal Mitos Pesugihan, Penduduk Gunung Kawi Punya 'Kode' Rahasia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kultur

Soal Mitos Pesugihan, Penduduk Gunung Kawi Punya 'Kode' Rahasia

bonauli - detikTravel
Minggu, 15 Okt 2023 05:35 WIB
Dua lokasi yang kerap dikaitkan dengan pesugihan di Gunung Kawi
Gunung Kawi (Muhammad Aminudin/detikJatim)
Jakarta -

Gunung Kawi sudah lama dikenal sebagai tempat keramat. Penduduknya bangga jika membahas soal itu, namun pembicaraan yang mendalam akan membuat mereka tertutup.

Gunung Kawi terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Praktik pesugihan di gunung ini jadi yang paling populer di antara aktivitas wisata lainnya.

Sekelompok mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB) Malang melakukan penelitian dengan topik praktik pesugihan dan kaitannya dengan dengan gangguan mental, yakni skizofrenia psikosis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama pencarian data, kelompok ini sudah mengantisipasi adanya penolakan dari penduduk Gunung Kawi. Untuk itu, mereka meminta bantuan juru kunci sebagai pendamping.

Melalui penuturan dosen pembimbing kelompok tersebut, Destyana Ellingga Pratiwi, SP, MP, MBA, mahasiswanya mendapat perlakuan yang kurang berkenan.

ADVERTISEMENT

"Sejak awal sudah saya tekankan untuk berhati-hati, karena ini (praktik pesugihan) kan tabu. Di sana mereka mendapat semacam ancaman verbal," jelas Tiwi.

Ancaman yang dikeluarkan seperti peringatan, mereka diminta untuk selalu waspada kalau tidak ingin sial. Bisa dibilang seperti menakut-nakuti.

Setelah melakukan wawancara dengan penduduk, diketahui bahwa mereka cukup bangga dengan tittle tanah keramat yang sudah melegenda. Menurut kesaksian penduduk, ada banyak orang daerah lain yang sengaja datang untuk melakukan pesugihan.

"Mereka bangga dengan hal itu, tapi kalau diwawancara terlalu dalam mereka akan tertutup," jelas Tiwi.

Tiwi menuturkan bahwa lewat ketenaran Gunung Kawi, penduduk bisa mengais rejeki dari sana. Penduduk sekitar bisa berjualan, menyediakan bahan praktik ritual dan sewa penginapan. Bahkan ritual ini dianggap sebagai wisata mistis yang membuat banyak orang penasaran.

"Dari foto-foto yang diberikan oleh mahasiswa ke saya, terlihat bahwa penduduknya berbeda dari orang luar (bukan penduduk Gunung Kawi). Mereka cenderung tertutup dengan orang luar," jelasnya.

Tiwi juga bercerita bahwa ada semacam kode-kode percakapan yang dilontarkan oleh penduduk ketika mahasiswanya berada di sekitar penduduk.

"Kalau kita enggak punya koneksi di sana, kita enggak akan diizinkan masuk," tutupnya.




(bnl/bnl)

Hide Ads