Ibu Kota Rasa Kota Hantu di Myanmar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ibu Kota Rasa Kota Hantu di Myanmar

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 18 Okt 2023 08:39 WIB
NAYPYIDAW, MYANMAR - NOVEMBER 11:  A Myanmar worker paints a line on the 10 lane road heading to the Parliament building  on November 11, 2014 in Naypyidaw, Myanmar. Myanmars capitol, Naypyidaw, is hosting the 25th Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) summit with world leaders including US President Barack Obama, Thai Premier Gen. Prayuth Chan-Ocha, Indonesian President Joko Widodo and Indian Premier Narendra Modi expected to attend. (Photo by Paula Bronstein/Getty Images)
Kota Naypyidaw di Myanmar. Foto: Getty Images/Paula Bronstein
Jakarta -

Saking sepinya ibu kota baru Myanmar, Naypyidaw dijuluki sebagai kota hantu oleh media setempat. Ibu kota itu sangat luas, tetapi hingga kini sepi.

Naypyidaw merupakan ibu kota Myanmar, menggantikan Yangon sejak 2005. Pemerintahan militer Myanmar menggunakan biaya sekitar USD 4 miliar untuk membangun kota tersebut dari awal.

Sudah 17 tahun berselang, ibu kota yang diharapkan menjadi pusat keramaian baru itu nyatanya tetap sepi. Tak banyak hiruk pikuk tampak di kota tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini sangat disayangkan mengingat potensi pembangunan besar di Naypyidaw. Dilansir dari Express, Rabu (18/10/2023) luas lahan Naypyidaw mencapai 7.054 kilometer persegi. Lahan itu bahkan 4 kali lebih luas dari Kota London di Inggris.

Ibu kota Myanmar, Naypyidaw yang sepiIbu kota Myanmar, Naypyidaw yang sepi. Foto: its.ac.id

Namun, populasi di Naypyidaw lebih kecil. Sebagai perbandingan, dengan luas sekitar 1.000 kilometer persegi, London dihuni 9 juta orang. Sementara itu, di Naypyidaw, penduduknya berjumlah 900 ribu orang.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, fasilitas di Naypyidaw yang berukuran besar semakin terlihat kosong. Di sana, jalan-jalan dirancang untuk kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki. Jalan yang dibangun lebarnya mencapai 8 ruas tapi hanya sedikit penduduk yang berkendara.

Begitu juga dengan kehadiran tempat wisata seperti taman safari yang menampung berbagai jenis satwa. Hal itu seakan percuma karena pengunjungnya minim.

Di samping itu, Naypyidaw juga dialiri listrik yang melimpah. Banyak restoran yang dilengkapi fasilitas Wi-Fi super kencang. Namun, lagi-lagi, sedikitnya penduduk kota ini membuat segala kemewahan itu terasa sepi.

Kota NaypyidawKota Naypyidaw. Foto: (Reuters/iStock)

Pembangunan seperti ini relatif jarang terjadi di wilayah lain di Myanmar. Namun, miliaran dolar yang dikucurkan pemerintah untuk proyek ini belum membuahkan hasil seperti yang diperkirakan.

Wisatawan juga tidak tertarik ke kota ini. Mereka lebih memilih datang ke tempat menarik lainnya di Myanmar serta pusat budaya dan sejarah, seperti Yangon dan Mandalay.

Ada area bagus yang dialokasikan untuk bisnis tertentu, seperti kawasan hotel yang jarang menerima pengunjung. Sayangnya, Myanmar belum selesai berupaya menjadikan Naypyidaw sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan dan perkembangan terkini mungkin masih bisa membantu lonjakan jumlah wisatawan.

NaypyidawNaypyidaw. Foto: (iStock)

Pada tahun 2017, China secara resmi membuka kantor penghubung sementara di kota tersebut. Ini merupakan kantor luar negeri pertama yang diizinkan dibuka di Naypyidaw.

Bangladesh dan Malaysia juga telah menandatangani perjanjian yang berjanji untuk membuka kedutaan besar di kota tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mendorong kedatangan orang-orang agar memenuhi Naypyidaw yang kini sepi.




(pin/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Kisah Kota Mati Tak Berdenyut
Kisah Kota Mati Tak Berdenyut
12 Konten
Kota mati tidak hanya satu dua di dunia. Dibangun dengan konsep mewah, tetapi dalam perjalanannya ditinggalkan penduduk atau bahkan tidak sempat ditinggali karena bangkrut.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads