Cepoko di Semarang Dulu Ramai di Akhir Pekan, Kini Jadi Kampung Mati

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cepoko di Semarang Dulu Ramai di Akhir Pekan, Kini Jadi Kampung Mati

Angling Adhitya Purbaya - detikTravel
Senin, 23 Okt 2023 05:05 WIB
Suasana Kampung Mati Cepoko, Jumat (20/10/2023).
Suasana "Kampung Mati" Cepoko (Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -

Permukiman berisi 12 rumah di Cepoko Semarang amatsepi hingga dijuluki kampung mati. Bukan karena ada hantu, tetapi kampung ini kosong karena faktor keamanan.

Dari video atau konten yang beredar, beberapa menyebut pemukiman itu ditinggalkan karena hal-hal mistis dan horor. Namun ternyata hal itu disebabkan karena sejumlah tindakan kriminal.

Lurah Cepoko, Dwi Setyo Febrianto, sempat mencari tahu soal permukiman tersebut. Ia mendapatkan informasi pemukiman dengan 12 rumah itu dibangun sekitar 1980-an dengan jasa arsitek, yang artinya pemiliknya merupakan orang berada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemiliknya hampir semua bukan warga Cepoko. Ada warga Banyumanik, ada yang Ungaran juga," kata Dwi di kantornya, Jumat (20/10/2023).

Dari informasi yang diperoleh Dwi, permukiman itu hanya dihuni setiap akhir pekan. Jadi hanya seperti rumah singgah, bukan rumah tinggal utama.

ADVERTISEMENT

"Dulu memang perumahan kelas menengah. Rumah itu tidak setiap hari dihuni, seperti villa, jadi cuma akhir pekan begitu. Waktu membangun itu juga pakai jasa arsitek," dia menegaskan.

Suasana Suasana "Kampung Mati" Cepoko, Jumat (20/10/2023). Foto: Angling Adhitya Purbaya

Ia belum mendapatkan informasi terkait kapan rumah-rumah itu ditinggalkan. Namun, diduga karena sepi, barang-barang di rumah tersebut dicuri sehingga pemilik memilih tidak lagi memanfaatkan rumah tersebut dan mengosongkannya.

"Fasilitas kan sudah dilengkapi pemiliknya, seperti lemari, kasur dan sebagainya. Mobil juga. Karena tidak ditempati setiap hari, ada pencurian. Karena banyak kehilangan makanya tidak digunakan lagi," ujar dia.

Informasi itu diperoleh Dwi yang kebetulan sempat bertemu dengan salah satu pemilik. Menurut Dwi, pemilik rumah itu juga membantah soal rumah yang ditinggal karena horor.

"Kata beliau nggak ada gangguan mahluk halus. Hoaks itu konten-konten horornya berarti," ujarnya.

Saat ini kondisi permukiman yang gang masuknya ada di depan kantor Kelurahan Cepoko itu memang terbengkalai. Rumah-rumah sudah rusak berat dan dikelilingi tumbuhan. Terlihat ada satu rumah yang difungsikan untuk gudang LPG.

"Ada 12 rumah. Sekarang tujuh rumah sudah dibeli oleh pengusaha, oleh Pak Mardani. Difungsikan satu untuk gudang gas," kata Dwi.

Ia juga tak setuju jika pemukiman itu digolongkan sebagai sebuah kampung karena masih masuk wilayah RT 4 RW 1 Kelurahan Cepoko. Ia juga heran dengan titik di Google maps yang menyebut lokasi itu sebagai 'Kampung Mati'.

"Orang iseng itu yang kasih tag Kampung Mati di petanya. Namanya kampung kan minimal satu RW. Itu cuma sebagian kecil dari RT 4. Yang jaga gas itu pernah komplain, merasa terganggu karena banyak yang bikin konten. Malam-malam juga ada," katanya.




(alg/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Kisah Kota Mati Tak Berdenyut
Kisah Kota Mati Tak Berdenyut
12 Konten
Kota mati tidak hanya satu dua di dunia. Dibangun dengan konsep mewah, tetapi dalam perjalanannya ditinggalkan penduduk atau bahkan tidak sempat ditinggali karena bangkrut.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads