Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan dibentuknya Desa Wisata salah satunya bertujuan sebagai sarana healing untuk masyarakat. Sandiaga menegaskan bahwa Desa Wisata merupakan pariwisata berbasis masyarakat yang memiliki akses mudah dan murah.
Sebelumnya, Kemenparekraf ingin membuat terobosan untuk masyarakat dengan menawarkan pariwisata yang murah. Mengingat banyak destinasi wisata, seperti di Bali yang sulit terjangkau untuk masyarakat menengah ke bawah.
"Biasanya pariwisata ini kan hanya miliknya orang-orang yang berduit. Kalau di Bali ini, di Nusa Dua di resort-resort yang mahal. Bagaimana kita melakukan sebuah demokratisasi sehingga pariwisata milik semua," ujar Sandiaga dikutip dari 20detik di acara Demi Indonesia Bangga Special Interview, Rabu (18/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desa wisata merupakan produk wisata berbentuk lembaga, di mana telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari gubernur atau bupati. Tak sembarangan, desa wisata harus memiliki beberapa kelengkapan seperti kelompok sadar wisata.
Desa wisata merupakan pariwisata berbasis masyarakat, yang mana telah memiliki para pegiatnya. Desa wisata juga harus memiliki destinasi dan atraksi yang mampu menjadi daya tarik wisata untuk masyarakat.
Selain itu, tak hanya berbekal pada keindahan alam yang menawan, Desa Wisata menawarkan banyak hal seperti kebudayaan dan produk ekonomi kreatif kepada masyarakat. Kini, Kemenparekraf memiliki sekitar 7.500 desa wisata, tetapi yang secara resmi masuk ke jejaring masih sekitar 4.800.
Pada tahun 2021, Kemenparekraf cukup mengalami kesulitan ketika harus mengenalkan desa wisata kepada masyarakat di tengah-tengah pandemi Covid-19. Tak hilang akal, Sandiaga mengundang beberapa public figure untuk ikut meramaikan, seperti Raffi Ahmad dan Atta Halilintar, Baim Wong, dan Ayu Dewi.
"Sekaligus ngundang Raffi Ahmad ke Desa Wisata Tugu Selatan. Terus kita bikin konten, heboh. Nggak cukup, mana (kita undang) Atta Halilintar ajak ke desa wisata di Bima," tambahnya.
Tak hanya diundang sebagai tamu, Sandiaga mengaku bahwa beberapa public figure ini juga hadir sebagai investor. Hal ini tentu untuk menyebarkan desa wisata kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Kan kita (Kemenparekraf) nggak punya dana. Lalu minta, Ta (Atta Halilintar) bantu nih kan kita lagi (pandemi) Covid segala macem susah. Mereka tuh investor kita hebat-hebat," tambah Sandiaga.
Di tahun pertama, yakni 2021 tercatat sudah ada 1.700 desa wisata yang mendaftar. Angka ini merupakan 3 kali lipat dari ekspektasi awal. Di tahun 2022, Kemenparekraf menargetkan 2.500 desa pariwisata dan ada 3.400 yang telah mendaftar.
Terakhir, di tahun 2023 sudah ada 4.700 lebih desa pariwisata yang telah mendaftar. Target Sandiaga di tahun 2024 adalah melanjutkan Anugerah Desa Wisata dengan target 6.000 desa.
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol