Ayunan jantra adalah salah satu bukti bahwa Desa Tenganan masih menjaga dengan baik tradisi dan budaya yang diwariskan dari leluhur. Tak hanya unik, ayunan jantra juga memiliki filosofi yang sangat mendalam.
Tamping Takon Tebenan Desa Tenganan I Putu Suarjana menyebut ayunan jantra memiliki filosofi sebagai gambaran perputaran bumi, kadang berada di atas, kadang berada di bawah.
"Kami di sini punya ayunan, namanya ayunan jantra yang sudah ada sebelum pariwisata ada. Ini tidak lepas dari media pembelajaran kami bahwa ayunan jantra adalah lambang dari perputaran bumi," kata I Putu Suarjana.
Desa Tenganan memiliki lima buah ayunan yang dipasang selama 18 hari ketika rangkaian Ngusaba Sambah. Ayunan ini memiliki empat hingga delapan ayunan yang diapit oleh tiang dengan tempat duduk pada bagian atas, bawah, depan dan belakang.
![]() |
Ayunan jantra hanya boleh dinaiki oleh remaja putri dan akan diayunkan secara manual oleh remaja putra.
"Yang tugas mengayun itu adalah remaja putra dan yang diayun adalah remaja putri. Kenapa putri, karena ialah simbol keindahan dan kecantikan. Dan remaja putra yang bertugas mengayun menandakan bahwa nantinya tanggung jawab akan ada di pundak remaja putra. Tidak boleh orang tua yang mengayun," kata I Putu Suarjana.
Saat memainkan ayunan, remaja putra dan putri akan menggunakan pakaian tradisional khas Desa Tenganan, berupa kain gringsing. Dalam satu ayunan akan diayun oleh empat remaja putra, dua di bawah dan dua di tengah.
Karena hanya dimainkan pada saat tertentu, ayunan jantra bisa dibongkar untuk kemudian dipasang kembali sesuai waktunya untuk digunakan kembali. Ayunan ini terbuat dari kayu cempaka.
Karena ukurannya yang sangat besar, tak jarang permainan ayunan jantra akan menyita perhatian dari wisatawan yang berkunjung. Jika traveler ingin melihat ayunan raksasa ini, traveler bisa berkunjung ke Desa Tenganan pada Bulan Juni ketika dilaksanakan upacara Ngusaba Sambah.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?