Desa Tenganan Pegringsingan di Karangasem memiliki pembeda dibandingkan desa adat di Bali lainnya. Di desa ini tidak ada pembakaran mayat.
Sebagai salah satu desa kuno Bali Aga, Desa Tenganan adalah salah satu desa yang tidak terdampak oleh kehidupan Kerajaan Majapahit. Hingga kini, warga Desa Tenganan menganut agama Hindu Dharma Sekte Indra.
Tamping Takon Tebenan Desa Tenganan I Putu Suarjana menyebut bahwa hingga saat ini Desa Tenganan masih menerapkan tradisi ngaben dengan cara dikubur.
"Kalau ngaben itu kan sebenarnya tradisi upacara kematian. Perbedaan tradisi ngaben di Desa Tenganan dengan desa lainnya yaitu di Desa Tenganan itu ngabennya dikubur, kalau biasanya kan dibakar. Ini kembali ke konsep, di Tenganan kami menganut Agama Hindu Sekte Indra," kata I Putu Suarjana.
Tidak hanya dari segi tradisi upacara kematian, sarana upacara atau banten yang digunakan juga pasti berbeda. Di Desa Tenganan juga tak mencari hari baik untuk mengubur mayat, melainkan harus dikubur saat hari kematian setelah jam 12 siang atau sebelum matahari terbenam.
"Bedanya di sana saja, kalau bentuk bantennya pasti berbeda. Kalau di desa lain pasti mencari hari baik untuk membakar mayat. Kalau di sini kita tidak mencari hari baik untuk mengubur. Kata kuncinya, penguburan dilakukan saat hari kematian, di atas jam 12 siang atau sebelum matahari terbenam. Tidak boleh 2x24 jam," kata I Putu Suarjana.
Meski terdapat perbedaan dari upacara ngabennya, menurut I Putu Suarjana tujuannya akan tetap sama yaitu sebagai tradisi upacara kematian.
Kuburan atau setra yang ada di Desa Tenganan tak hanya berjumlah 1, tetapi 9 jenis kuburan yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setranya ada di timur dan barat di bawah kaki bukit. Ada kuburan bayi, remaja, orang cacat, prajurit, golongan sanghyang, dan lain-lain," kata I Putu Suarjana.
Desa Tenganan juga menyediakan kuburan untuk orang luar yang ingin di kubur di Desa Tenganan.
"Kalau orang luar mau dikubur di sini diperbolehkan asal mengikuti aturan di sini," kata I Putu Suarjana.
Sangat unik bukan Desa Tenganan dengan berbagai kebudayaan dan tradisinya yang masih kental. Cocok untuk traveler yang ingin berlibur sambil mengenal berbagai budaya Bali.
Baca juga: Tradisi Anti-Poligami di Desa Tenganan Bali |
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol