Insiden penembakan di Mal Siam Paragon, Thailand berdampak jelas pada sektor pariwisata. Sudah hampir dua minggu berlalu, tapi banyak turis China yang masih parno.
Hal ini terlihat dari turunnya pemesanan penerbangan dan hotel ke Thailand. Dikutip dari Vietnam Express pada Kamis (19/10), hanya ada 590.000 turis Tiongkok yang mengkonfirmasi penerbangan dan hotel pada 14 Oktober.
Angka ini turun 9,2% dari jumlah sebelum penembakan. Menurut juru bicara pemerintah Thailand Chai Wacharonke, sebelumnya ada 650.000 turis yang datang ke sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat pariwisata Thailand menyalahkan penembakan itu sebagai turunnya kepercayaan turis pada keamanan Negeri Gajah Putih.
Chutidech Promkaewngarm, asisten manajer di operatur tur Standard Tour mengatakan bahwa tak semua turis Tiongkok membatalkan liburannya. Banyak yang hanya menunda sampai keamanan dipastikan pulih.
Hal senada juga diungkapkan oleh Presiden Asosiasi Hotel Thailand Utara Paisarn Sukcharoen. Sepertiga pemesanan hotel telah ditunda setelah insiden penembakan terjadi. Ia menyarankan agar Perdana Menteri Baru Sretta Thavisin meningkatkan tindakan untuk memperketat pengendalian senjata.
Thailand memang sedang menggenjot turis China secara pol-polan. Dalam catatan tahun 2019, turis Tiongkok pernah mencapai rekor 39,9 juta orang. Sampai saat ini, turis China yang datang baru sampai 11 juta.
Tahun ini, Thailand menargetkan lima juta wisatawan Tiongkok. Namun sejauh ini yang datang masih kurang dari tiga juga turis.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan