Mengenal Tradisi Nadran, Cara Bersyukur Nelayan Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Tradisi Nadran, Cara Bersyukur Nelayan Cirebon

Ony Syahroni - detikTravel
Minggu, 29 Okt 2023 06:35 WIB
Tradisi nadran atau sedekah laut di Cirebon, Sabtu (28/10/2023).
Tradisi nadran atau sedekah laut di Cirebon, Sabtu (28/10/2023). (Foto: Ony Syahroni/detikJabar )
Cirebon -

Nadran merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan oleh para nelayan di sejumlah wilayah di Pantura Jawa Barat. Nadran atau sedekah laut ini adalah tradisi para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan setiap satu tahun.

Di Kota Cirebon, setidaknya ada beberapa kampung nelayan yang masih rutin menyelenggarakan tradisi ini. Salah satunya adalah wilayah Samadikun, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.

Sabtu 28 Oktober 2023, tradisi nadran pun kembali diselenggarakan oleh warga setempat. Khususnya oleh mereka yang sehari-harinya berprofesi sebagai nelayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sama seperti di tahun-tahun sebelumnya, tradisi nadran yang digelar oleh nelayan di Kelurahan Kesenden ini terlihat dipadati oleh banyak warga. Mereka nampak antusias untuk mengikuti dan melihat secara langsung tradisi ini.

ADVERTISEMENT
Tradisi nadran atau sedekah laut di Cirebon, Sabtu (28/10/2023).Tradisi nadran atau sedekah laut di Cirebon, Sabtu (28/10/2023). Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Ada beberapa rangkaian acara atau prosesi dalam tradisi Nadran ini. Tradisi tersebut dibuka dengan pengajian yang diikuti oleh para nelayan.

Setelahnya, di antara para nelayan itu pun ada yang bergotong-royong menyiapkan ancak atau sesajen untuk ditempatkan dalam sebuah miniatur kapal. Sesajen itu di antaranya terdiri dari berbagai macam hasil bumi.

"Rangkaian acara sudah dimulai sejak tadi malam. Pertama itu pengajian dulu oleh temen-temen nelayan. Kemudian pembuatan ancak," kata Lurah Kesenden Ruliyanto kepada detikJabar saat ditemui di lokasi acara.

Saat pagi hari, ancak atau sesajen yang telah ditempatkan di dalam sebuah miniatur kapal itu kemudian dibawa ke makam sesepuh. Setelah prosesi itu selesai, miniatur yang berisi sesajen itu lalu diarak menuju laut.

"Ketika pagi, ancak (sesajen) itu dilepas dan diawali dengan doa. Kemudian ancak dibawa ke makam leluhur sebelum diarak menuju laut," kata Ruli.

Ada beragam kesenian budaya yang ikut mengiringi arak-arakan tersebut. Seperti burok, panggung musik dorong, dan lain-lain. Prosesi arak-arakan itu pun terlihat menjadi perhatian masyarakat.

Tidak sedikit masyarakat maupun pengendara yang berhenti untuk melihat dan mengabadikan momen itu menggunakan kamera handphone.

Baca selengkapnya di detikjabar




(sym/sym)

Hide Ads