Warga Waerebo Hidup di Bawah Ketakutan Usai Muhaimin Digigit Komodo

Ambrosius Ardin - detikTravel
Minggu, 29 Okt 2023 19:10 WIB
Foto: Komodo (Getty Images/iStockphoto/Fikri hary Wibowo)
Manggarai Barat -

Warga Kampung Waerebo di Taman Nasional Komodo hidup di bawah bayang-bayang ketakutan usai Muhaimin, salah satu warga di kampung itu digigit Komodo.

Warga kampung Waerebo, dusun Kerora, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca yang hidup berdampingan dengan habitat komodo, merasa was-was gara-gara ancaman serangan komodo.

Salah satu warga mereka yang bernama Muhaimin, mengalami luka serius di pergelangan dan jari tangan kanannya. Dia pun dievakuasi ke RSUD Komodo di Labuan Bajo untuk mendapatkan perawatan medis.

Saban hari, warga kampung yang terdiri atas 16 Kepala Keluarga (KK) itu selalu waspada dengan 'ora'-sebutan warga lokal untuk komodo. Apalagi kampung mereka tidak ada pagarnya.

"Belum ada pagar pembatas di kampung Waerebo," ujar Kepala Dusun Kerora, Basir, Rabu (25/10/2023).

Basir menjelaskan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BTNK telah membuat pagar pembatas habitat komodo dengan sejumlah kampung di dusun Kerora sepanjang 970 meter. Pagar yang dibuat dua tahun lalu itu tidak sampai di kampung Waerebo yang memiliki 14 rumah tersebut.

"Sekitar 200 meter di Waerebo yang belum dibuat pagar," kata Basir.

Ia menjelaskan kampung Waerebo kerap didatangi komodo setelah kampung-kampung lainnya dibuatkan pagar pembatas. Pada bulan pertama setelah sejumlah kampung dipagari, serangan komodo di kampung Waerebo meningkat tajam. Dalam waktu sebulan itu sebanyak 10 ekor kambing warga Waerebo diserang hewan buas tersebut.

"Fokus komodo ke Kampung Waerebo (karena tidak ada pagar pembatas). Satu bulan pertama 10 ekor kambing diserang komodo," ungkap Basir.

Ia mengatakan komodo selama ini kerap mendatangi tempat jemur ikan warga yang tak jauh dari rumah. "Komodo datang ke tempat jemur ikan lure. Karena ada bau ikan, komodo datang," katanya.

Kendati komodo yang masuk Kampung Waerebo itu berhasil diusir, bukan berarti warga tidak takut terhadap serangan komodo. "Warga tetap waspada dengan komodo itu," terang Basir.

Ia mengatakan komodo paling sering datang ke kampung Waerebo memasuki Oktober seperti saat ini. "Bulan sekarang aktif komodo (datang ke kampung Waerebo)," kata Basir.

Keselamatan Warga Nomor Satu

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Manggarai Barat, Hasanuddin mengecam Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) yang tidak membangun pagar pembatas habitat komodo dengan kampung warga di Taman Nasional Komodo.

"Kampung warga yang berbatasan langsung dengan habitat komodo harus dibuat pagar pembatas agar warga setempat terlindungi dari serangan komodo," tegas Hasan.

Ia mengaku prihatin dengan jatuhnya korban gigitan komodo di Waerebo dan tempat lain di Pulau Rinca dalam waktu sebulan terakhir. Hasan pernah tiga tahun mengenyam pendidikan SD di sana. Ia tahu persis bagaimana rasanya hidup dalam bayang-bayang ketakutan terhadap ancaman serangan komodo.

"Sekarang sudah dua orang menjadi korban gigitan komodo di Pulau Rinca pada bulan Oktober ini. Ini harus menjadi perhatian serius BTNK dan pihak terkait lainnya," tegas Hasan.

Ia menegaskan pengelolaan kawasan Taman Nasional Komodo harus mengutamakan keselamatan manusia daripada kadal raksasa tersebut.

"Utamakan keselamatan manusia daripada komodo," tegas Hasan


-----

Artikel ini telah naik di detikBali.



Simak Video "Video: Wisatawan Tertahan di Bandara Komodo Imbas Erupsi Lewotobi"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork