Kendati sudah mendapatkan predikat sip di tingkat dunia, pengelola Desa Penglipuran tak berdiam diri. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) diprioritaskan.
Masuk jajaran desa wisata terbaik di dunia 2023 membuat Desa Penglipuran menambah koleksi penghargaan. Desa Penglipuran berhasil terpilih di antara 260 desa wisata yang berasal dari 60 negara. Kamis (19/10/2023) di Samarkand, Uzbekistan, Desa Penglipuran resmi mendapatkan penghargaan dari The World Tourism Organization (UNWTO). Pada 2016, desa itu menjadi desa terbersih di dunia.
Wayan Sumiarsa, pengelola Desa Penglipuran menyebut setelah mendapatkan branding barunya kini, pengurus desa berencana melakukan pengembangan, baik dari sisi atraksi wisata maupun SDM. Mereka berharap langkah itu semakin menunjang pelayanan pariwisata.
"Di tahun ini kan kita rencananya bekerja sama dengan Pelindo, itu akan ada tambahan spot-spot foto di hutan bambu tanpa merusak nilai-nilai konservasi yang kita punya di sana, jadi kita manfaatkan space yang kosong," kata Wayan Sumiarsa.
Wisata hutan bambu di Desa Penglipuran selama ini kurang populer. Wayan Sumiarsa menyebut banyak pengunjung yang belum mengetahui Desa Penglipuran memiliki hutan bambu yang asri seperti hutan bambu Sagano di Arashiyama, Kyoto, Jepang.
"Yang menjadi kendala di lapangan saat ini adalah kita mempunyai atraksi baru di hutan bambu tetapi wisatawan belum antusias datang ke sana karena ketidaktahuan mereka. Wisatawan itu berhenti di sebelum hutan bambu, karena ketika mereka melihat-lihat bambu, dikira itu hutan bambu kita. Padahal, hutan bambu kita masih lebih jauh, itulah yang akan kita tata nanti untuk menarik calon wisatawan," ujar Wayan Sumiarsa.
Mengatasi tantangan yang ada, Wayan Sumiarsa dan tim tak pernah kehabisan inovasi. Nah, untuk menarik minat wisatawan, pengelola berencana melakukan pengembangan hutan bambu itu dengan menyediakan area UMKM, spot foto, dan art gallery tanpa menebang pohon bambu yang ada. Pengurus desa juga akan mengembangkan stage budaya yang nanti digunakan untuk pementasan budaya yang ada di Desa Penglipuran.
Tak hanya menambah atraksi wisata, pengelola juga memprioritaskan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia). SDM menjadi prioritas pengembangan, terutama terkait pelayanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sembilan kriteria evaluasi itu ada aspek SDM. Nah SDM inilah yang sebenarnya menjadi prioritas kita. Artinya, peningkatan-peningkatan SDM yang kita punya, terkait dengan hospitality-nya. Karena kita konsisten untuk melibatkan warga di dalam mengelola. Kita juga konsisten membuka lapangan pekerjaan buat warga," kata Wayan Sumiarsa.
Peningkatan kualitas SDM yang diprioritaskan oleh pihak pengelola didukung oleh program pelatihan dari intern manajemen. Wayan Sumiarsa juga berharap ada universitas yang membuka kesempatan bagi warga Penglipuran untuk mendapatkan beasiswa dan belajar tentang tourism.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan