Hallstatt, sebuah desa cantik di Austria, muak dengan kehadiran turis yang jumlahnya berlebihan. Warga pun melakukan beragam aksi protes menolak overtourism.
Hallstatt, yang terletak di pegunungan Austria, adalah Situs Warisan Dunia UNESCO. Desa berpredikat desa terindah di dunia itu menampilkan rumah-rumah tua yang indah yang berjajar di tepi danau dengan latar belakang pegunungan bersalju.
Masalahnya, keelokan desa itu menjadi blunder belakangan ini. Desa, yang semakin populer setelah disebut-sebut menjadi inspirasi kota Arendelle dan tempat syuting drama Korea Spring Waltz, itu kebanjiran turis. Bahkan saking indahnya, replika lengkap Hallstatt bahkan dibuat di China. Soal inspoirasi film Frozen, dalam prosesnya kemudian direktur seni film tersebut mengatakan Arendelle merupakan hasil perjalanan ke Norwegia dan Kanada, bukan Austria.
Data menunjukkan jumlah turis lebih banyak ketimbang warga lokal. Ya, desa itu berpenduduk sekitar 800 penduduk, namun wisatawan yang datang ke sini mencapai 10.000 orang per hari. Wisatawan pun memadati jalan-jalannya yang indah pada peak season.
Overtourism pun menjadi masalah bagi desa terindah di dunia ini. Warga mulai tidak nyaman di rumahnya sendiri. Apalagi, banyak wisatawan yang demi konten bersikap konyol di jalanan.
Pada bulan Agustus, penduduk Hallstatt melakukan protes dengan memblokir jalan terowongan utama yang menuju ke kota tersebut. Foto-foto menunjukkan para pengunjuk rasa memegang tanda-tanda dengan pesan-pesan seperti 'Batasan pengunjung, rebut kembali habitat' dan 'Batasan radikal untuk pariwisata massal', dan beragam spanduk protes lainnya.
Michelle Knoll, manajer kantor dewan pariwisata Hallstatt, dalam wawancaranya bersama The New York Times, mengatakan bahwa banyak wisatawan tampaknya berkunjung hanya untuk berfoto selfie.
"Banyak pengunjung hanya mempunyai waktu singkat dan hanya datang untuk mengambil beberapa gamba," kata Knoll.
"Jumlah wisatawan terlalu banyak," dia menambahkan.
Kota ini telah mengambil beberapa langkah untuk membatasi pariwisata, termasuk membatasi jumlah bus wisata yang diperbolehkan masuk per hari.
Pada bulan Mei, warga memasang pagar kayu besar di tempat pengamatan tertentu untuk mencegah wisatawan berkumpul di sana untuk mengambil foto selfie. Namun tembok tersebut dibongkar menyusul protes di media sosial.
Penduduk setempat yang memprotes mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengendalikan kuantitas dan kualitas wisatawan.
Simak Video "Video Presiden Austria soal Penembakan di Sekolah: Kami Terguncang"
(sym/fem)