Proyek Pagar Pembatas Rp 3,2 M Mangkrak, Banyak Warga Diserang Komodo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Proyek Pagar Pembatas Rp 3,2 M Mangkrak, Banyak Warga Diserang Komodo

Ambrosius Ardin - detikTravel
Jumat, 03 Nov 2023 19:35 WIB
Wisatawan saat berpose dengan komodo di Labuan Bajo, Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wisatawan saat berpose dengan komodo di Labuan Bajo, Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Istimewa)
Manggarai Barat -

Penyerangan komodo terhadap manusia kian marak. Namun, proyek pembangunan pagar pembatas habitat komodo justru telah mangkrak lama.

Proyek pembangunan pagar pembatas habitat komodo dengan Kampung Komodo di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, mangkrak sejak 2021. Pembangunan pagar pembatas itu bertujuan untuk melindungi warga dari serangan ora -sebutan warga lokal untuk komodo-.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga mengatakan pihaknya telah menganggarkan Rp 3,2 miliar untuk pembangunan pagar pembatas sepanjang 1.073 meter di kampung tersebut. Namun kontraktor yang mengerjakannya tidak menyelesaikan pembangunan pagar pembatas itu. Kontraktor mengundurkan diri setelah hanya membangun fondasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Panjang pagar 1.073 meter, anggaran sekitar Rp 3,2 miliar. Kami sebenarnya sudah mengalokasikan dananya, tapi tidak diselesaikan oleh kontraktornya," kata Hendrikus, Jumat (3/11/2023).

Hendrikus belum menanggapi pertanyaan apakah sisa anggaran pembangunan fondasi pagar pembatas itu sudah dikembalikan ke kas negara, termasuk apakah ada usulan anggaran ke Pemerintah Pusat untuk melanjutkan pembangunan pagar pembatas mangkrak tersebut.

ADVERTISEMENT

Hendrikus sempat memberikan penjelasan terkait pagar pembatas kampung-kampung di kawasan Taman Nasional Komodo termasuk Kampung Komodo, saat diwawancara di kantor BTNK di Labuan Bajo pada 25 Oktober 2023.

"Di Pulau Komodo sudah fondasi, itu sudah dilelang, dikerjakan tapi kontraktornya mengundurkan diri, tidak selesai. Sebenarnya kita sudah siapkan anggaran tapi kontraktornya yang lalai mengerjakan itu," jelas Hendrikus.

Ia mengatakan selain soal ketersediaan anggaran, pembangunan pagar pembatas kampung dengan habitat komodo di TN Komodo juga terkait dengan komitmen kontraktor yang mengerjakannya.

"Pulau Komodo itu seharusnya sudah dipagar tapi kontraktornya tidak berkomitmen untuk menyelesaikan pagar itu. Harusnya dari awal kalau dia merasa berat mengundurkan diri. Tapi dia tetap ngotot untuk mempekerjakan itu. Setelah tanda tangan kontrak setelah lihat begini ngos-ngosan baru mulai merasa, oh, berat ya. Buktinya kami sudah tandatangan kontrak, baru fondasi sudah angkat bendera putih," sesal Hendrikus.

Ia mengaku pihaknya bisa mempertanggungjawabkan anggaran pembangunan pagar pembatas yang mangkrak tersebut. "Secara administratif ya bisa kami pertanggungjawaban itu. Artinya hanya bayar sesuai kemajuan kerjanya. Selebihnya harus dikembalikan ke kas negara uang begitu," tegas Hendrikus.

Sekretaris Desa Komodo membenarkan pembangunan pagar pembatas di kampung itu hanya sampai ke tahap pembangunan fondasi. "Benar, kalau untuk pagar pembatas kami nggak tahu kelanjutannya seperti apa. Kayak mangkrak itu proyek, sampai sekarang gak ada kejelasannya seperti apa. Fondasinya saja," kata Ismail.

Ada 1.976 penduduk Kampung Komodo yang bisa terlindungi dari ancaman serangan komodo jika dibangun pagar pembatas dengan habitat hewan buas tersebut. Warga Kampung Komodo, kata Ismail, sangat mengharapkan adanya pagar pembatas dengan habitat komodo.

"Kalau dari masyarakat komodo sendiri mengharapkan itu (pagar pembatas dengan habitat komodo) segera dilaksanakan," tegas Ismail.

Diketahui seorang warga kampung Komodo bernama Kamarudin (50) digigit komodo berukuran besar, Rabu (1/11/2023). Ia digigit saat memetik buah asam tak jauh dari kampung komodo. Betis kiri Kamarudin tercabik-cabik digigit komodo hingga ada bagian daging betisnya yang dimakan komodo.

Ia menyelamatkan diri dari serangan Komodo dengan cara melawannya. Dengan sekuat tenaga, ia memegang kepala komodo lalu membuka mulutnya sehingga betisnya bisa dikeluarkan dari mulut komodo.

Kamarudin yang mengalami pendarahan berhasil dievakuasi ke Rumah Sakit Siloam di Labuan Bajo. Saat ini kondisinya membaik.

Kamaruddin adalah korban ketiga warga di Taman Nasional Komodo yang digigit komodo dalam rentang waktu sebulan terakhir. Dua korban lainnya adalah warga Pulau Rinca bernama Muhaimin dan Ratna. Keduanya selamat setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit di Labuan Bajo.

________________

Baca artikel selengkapnya di detikBali




(wkn/wkn)

Hide Ads