Sudah Tahu Belum, Toko Merah di Kota Tua Disulap Jadi Kafe Estetik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sudah Tahu Belum, Toko Merah di Kota Tua Disulap Jadi Kafe Estetik

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 08 Nov 2023 08:39 WIB
Ada kafe di Toko Merah Kota Tua Jakarta
Toko Merah di Jakarta disulap menjadi kafe estetik. (Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Toko Merah merupakan bangunan bersejarah di Kota Tua di Jakarta, yang juga merupakan bangunan cagar budaya, cukup lama kosong. Kini, gedung itu dijadikan kafe.

Pernah melihat bangunan berwarna merah di sekitar kali besar Kota Tua yang dindingnya berwarna merah? Gedung itu juga ditandai dengan penunjuk Toko Merah.

Bagi warga lokal, gedung itu menjadi salah satu spot favorit untuk berfoto. Tetapi, kini Toko Merah mempunyai kafe bernama RODE Winkel.

Ada kafe di Toko Merah Kota Tua JakartaAda kafe di Toko Merah Kota Tua Jakarta. (Weka Kanaka/detikcom)

Toko Merah merupakan bangunan ikonik yang memiliki arsitektur campuran antara Belanda dan China. Arsitektur Belanda terlihat dari bentuk bangunan baik luar hingga dalamnya dengan pintu dan jendela besar, lampu gantung, tangga, hingga karpet yang tampak mewah. Adapun, arsitektur China tergambarkan dari warna depan bangunan yang berwarna merah.

Bangunan, yang nyaris berusia tiga abad itu, dibangun oleh Gustaff Willem Baon van Imhoff pada 1730. Gustaaf kemudian menjadi Gubernur VOC pada 1743 hingga 1750.

Setelah Gustaff lengser, peruntukan Toko Merah berganti. Juga pemiliknya. Pada 1768-1808, gedung itu dialihfungsikan sebagai hotel khusus untuk pejabat VOC dan Belanda yang berkunjung ke Batavia.

Kemudian, 1809-1813, gedung Toko Merah kembali dijadikan hunian oleh Anthony Nacare. Dia menjadikan gedung itu sebagai tempat tinggal, dan mengibarkan bendera Belanda di bagian puncaknya.

Setelahnya, pada 1851, seorang warga China, Oey Liauw Kong menjadi pemilik bangunan itu. Sejak saat itu pengaruh arsitektur Cina kian kental, dengan tembok depan bangunan yang terbuat dari susunan batu bata yang tak diplester tetapi dicat dengan warna merah hati ayam.

Hingga akhirnya Toko Merah ditetapkan sebagai cagar budaya pada 1993 dan dimiliki oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) pada 19 Juni 2003. Toko Merah sempat memiliki kafe tetapi tidak bertahan lama.

Kini, setelah sekian lama tidak difungsikan, kini sebagian bangunan difungsikan sebagai spot nongkrong estetik bernama RODE Winkel.

Kafe ini menempati bagian depan Toko Merah, sehingga traveler bisa melihat sebagian suasana dari bangunan cagar budaya yang sebelumnya sulit dimasuki ini.

Ruangan yang dioperasikan terdiri dari ruangan berpendingin AC dan ruangan tidak ber-AC. Kendati dioperasikan secara tidak penuh, tetapi kafe ini tetap lega dan tersedia banyak kursi serta meja.

General Manager RODE Winkel, Andreas Rizky, menjelaskan bahwa bangunan Toko Merah yang tidak kunjung difungsikan mendorongnya untuk memanfaatkan sebagai spot nongkrong.

"Karena bangunan ini ikonik ya dan untuk tahun-tahun sebelumnya, bangunan ini tidak pernah dimanfaatkan," kata Andreas kepada detikTravel di lokasi, Selasa (7/11/2023).

Ia menyebut bahwa proses perizinan pembuatan kafe di Toko Merah tidak mudah. Bahkan, proses tersebut memakan waktu sekitar satu tahun serta beberapa proses administrasi. Ia menjelaskan izin pengelolaan cagar budaya sebagai tempat bisnis sejatinya diperbolehkan, namun dengan pengawasan.

"Kurang lebih satu tahun perizinan. Kemarin kita mengikuti konsultasi dan ada juga melalui persidangan-persidangan juga dengan TSP namanya, Tim Sidang Pemugaran dari Dinas Cagar Budaya," kata dia.

Ada kafe di Toko Merah, Kota Tua JakartaRupa dari kafe di Toko Merah, Kota Tua Jakarta. (Weka Kanaka/detikcom)

Kafe ini baru saja dibuka, tepatnya pada 1 November 2023 dan mengusung konsep coffee house dengan mengedepankan kopi dan makanan nusantara.

"Sebenarnya coffee house ya, jadi lebih kami konsepkan untuk tempat ngopi yang santai di dalam satu bangunan cagar budaya," ujarnya.

Ada kafe di Toko Merah, Kota Tua JakartaHidangan di RODE Winkel. (Weka Kanaka/detikcom)

Untuk minuman di sini terdiri dari kopi, teh, hingga ice blend. Harganya berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 44 ribu. Adapun, untuk makanan tersedia makanan ringan seperti onion ring maupun berat seperti iga bakar Maranggi berkisar Rp 23 ribu hingga Rp 83 ribu.

Kafe ini buka setiap hari dengan jam operasional Weekday 10.00-22.00 WIB dan Weekend 07.00-22.00 WIB. Alamatnya ada di Jalan Kali Besar Barat No.11, Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Tempat ini cocok bagi traveler yang ingin beristirahat ataupun jadi spot ngadem setelah berkeliling di Kota Tua. Tentu saja, plus foto-foto.




(wkn/fem)

Hide Ads