Sebulan Perang Hamas-Israel, Bermula di Festival Musik, Kini 10.000 Orang Tewas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sebulan Perang Hamas-Israel, Bermula di Festival Musik, Kini 10.000 Orang Tewas

Tim detikcom - detikTravel
Rabu, 08 Nov 2023 15:57 WIB
Palestinians carry food supplies near a United Nations Palestinian refugee agency (UNRWA) run warehouse in Khan Younis in the southern Gaza Strip October 28, 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa Acquire Licensing Rights
Warga Gaza menerima bahan makanan dari PBB (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa Acquire Licensing Rights)
Round Up -

Satu bulan sudah sejak serangan mendadak kelompok Hamas terhadap Israel. Kini, Israel menyerang Gaza tanpa ampun hingga korban tewas lebih dari 10.000 orang.

Serangan itu diluncurkan pada Sabtu (7/10) dari Jalur Gaza.Pagi itu, sebuah panggung musik yang bernama Festival Supernova diadakan di Re'im wilayah pedesaan Israel, dekat dengan perbatasan Jalur Gaza.

Festival ini bertepatan dengan hari raya Yahudi, Sukkot. Festival Musik Supernova sengaja diadakan hari itu dengan tema 'Perjalanan Persatuan dan Cinta', seperti dikutip dari AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang datang ke sana bukan cuma warga Israel, banyak turis-turis dari berbagai negara yang juga hadir di sana. Seperti festival musik pada umumnya, yang datang adalah kalangan anak muda.

Serangan Hamas terjadi di tengah acara musik. Saat itu, semua pengunjung sedang asyik berjoget bersama.

ADVERTISEMENT

Tiba-tiba saja, suara tembakan muncul. Tentara Hamas masuk ke tengah festival dengan kendaraan, senapan serbu AK-47 dan granat berpeluncur. Mereka menculik segenap turis untuk dibawa ke perbatasan.

Setelah diculik, ada satu turis yang diarak tanpa busana di jalur Gaza. Ia adalah Shani Louk, seorang turis Jerman. Kini Shani dipastikan tewas lewat uji sampling DNA dari sebuah tulang tengkorak yang ditemukan oleh tentara Israel.

Dari Festival Supernova, serangan menyebar ke tengah kota. Sekitar 1.400 orang tewas, ribuan lainnya terluka dan 240 orang jadi sandera.

Israel tak tinggal diam. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan Hamas akan dibalas tuntas, Gaza tidak akan pernah sama lagi. Angkatan Udara Israel sampai diterbangkan pulang dari Eropa untuk melawan Hamas.

Setelah mengibarkan panji perang, Israel terus menggempur Gaza tanpa ampun. Bukan hanya Hamas yang dituju, tetapi, anak-anak, perempuan, dan warga biasa turun dibombardir. Bahkan, puluhan rumah sakit juga dihajar.

Pasokan listrik disetop, sinyal komunikasi kadang kala hilang. Korban dari Jalur Gaza mulai bertambah.

Qatar mencoba untuk menengahi perang ini, sejak perang meletus ratusan orang dari kedua belah pihak menjadi sandera. Namun Hamas menolak untuk tukar tahanan selama perang berlangsung.

Kini perang telah sampai pada tahap baru, tentara Israel menargetkan labirin terowongan bawah tanah dan struktur komando milik kelompok milisi tersebut di wilayah Jalur Gaza bagian utara.

Fase terbaru ini diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk dituntaskan. Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Rabu (8/11), pasukan militer Israel menggempur Jalur Gaza dari udara dan mengerahkan pasukan darat untuk membagi daerah kantong Palestina itu menjadi dua bagian.

Warga Gaza dan Israel sama-sama menderita. Negara-negara lain mulai meminta gencatan senjata lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pertemuan Sesi Khusus Darurat ke-10, Jumat (27/10/2023) waktu Amerika Serikat (AS).

Totalnya ada 120 negara yang menyetujui gencatan senjata Israel-Hamas, sedangkan 45 lainnya abstain atau tidak memberikan suara da 14 negara lain menolak gencatan senjata.

Indonesia termasuk negara yang mengutuk serangan Israel. Pada Minggu lalu, ribuan orang berkumpul di Monas sejak pagi, Aksi yang diinisiasi oleh MUI itu melawan penjajahan Israel.

Sementara itu, PM Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan ada gencatan senjata hingga semua sandera dibebaskan oleh Hamas.

Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant, pada Senin (6/11), menyetujui rencana operasional lebih lanjut untuk aksi militer di Gaza City dan bagian utara Jalur Gaza. Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menolak untuk mengomentari lebih detail soal aksi militer lanjutan tersebut.




(bnl/fem)

Hide Ads