Toko Merah Lama Kosong dan Disebut-sebut Angker, Kini Jadi Apik dan Estetik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Toko Merah Lama Kosong dan Disebut-sebut Angker, Kini Jadi Apik dan Estetik

Weka Kanaka - detikTravel
Kamis, 09 Nov 2023 06:39 WIB
Ada kafe di Toko Merah Kota Tua Jakarta
Toko Merah, di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. (Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Toko Merah merupakan bangunan klasik berwarna merah di sisi Kali Besar. Bangunan ini dikenal masyarakat karena bangunannya yang nyentrik serta cerita misteri di baliknya.

Toko Merah dibangun pada 1730 oleh seorang Belanda yang kemudian menjadi Gubernur VOC, Willem Baron van Imhoff. Artinya, bangunan ini berumur sekitar 293 tahun.

Selain itu, bangunan ini merupakan salah satu bangunan Cagar Budaya yang ada di Jakarta dan masih terawat hingga kini. Bangunan besar ini sekarang dimiliki oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sejak 19 Juni 2003. Namun, setelah perusahaan berpindah, tempat ini sempat lama tidak digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring berjalannya waktu, cerita-cerita mistis pun berkembang. Itu karena bangunan yang berusia ratusan tahun ini selalu tertutup. Selain itu, sejarah bangunan ini pun dinilai cukup mencekam.

Bangunan ini memang kerap berganti fungsi. Mulai dari rumah tinggal petinggi-petinggi Belanda, hotel, hingga ruang kantor.

ADVERTISEMENT

Namun, terdapat beberapa sejarah yang naas terkait bangunan ini. Mengutip buku Toko Merah Saksi Kejayaan Batavia Lama Di Tepian Muara Ciliwung Riwayat dan Kisah Para Penghuninya, disebutkan bahwa rumah ini menjadi tempat sang pemilik, Baron van Imhoff, dihukum karena peristiwa tragis pembantaian warga China pada tahun 1740. Baron dijadikan tahanan rumah atas perintah Gubernur Jenderal VOC saat itu Valckenier.

Pada kejadian pembantaian warga China atau dikenal geger pecinan, ribuan orang Tionghoa dibunuh dan dibuang ke Kali Besar, yakni kali yang melintang di depan gedung ini.

Berselang 17 tahun, pada 12 April hingga 24 April 1757 bangunan ini justru menjadi lokasi pernikahan meriah antara putri Gubernur Jenderal VOC Jacob Mossel, Geertruida Margaretha dengan Pieter Cornelis Hasselaer.

Namun, pada beberapa tahun kemudian, tempat ini pun kembali mencatatkan sejarah kelam. Yakni, gedung ini sempat menjadi area pelelangan budak serta harta milik janda Gubernur Jenderal Reiner de Klerk, Ny. Sophia Francina Westpalm pada tanggal 28 Januari 1786.

Seiring berjalannya waktu, kejadian mistis lainnya pun kerap diceritakan. Ada yang mengaku melihat penampakan, mendengar suara serdadu, mendengar tangisan, hingga disebut ada kejadian kesurupan.

Namun kini, gedung tua yang telah lama tutup tersebut sudah dikelola oleh sebuah kafe bernama RODE Winkel dan dibuka untuk pengunjung. Walau begitu, tak semua area gedung sudah tuntas dibuka. Hanya sebagian ruangan saja yang dibuka dan dimanfaatkan menjadi area kafe. Area yang dibuka terbagi menjadi ruangan ber-AC dan non-AC.

Penasaran dengan suasana saat ini, detikTravel berkunjung pada Selasa (7/11/2023). Pada kunjungan kami, suasana horor dan mencekam tidak terasa. Area kafe terasa begitu hidup dengan suara musik kafe, mesin penggiling kopi, hingga aktivitas pengunjung dan pekerja kafe.

Ada kafe di Toko Merah, Kota Tua JakartaSuasana kafe di Toko Merah, Kota Tua Jakarta. (Weka Kanaka/detikcom)

Jika di bangunan tua biasanya memiliki bau khusus dan suasana pengap, itu tidak terjadi di sini, khususnya di ruangan AC. Suasananya cukup segar karena adanya AC dan pewangi ruangan yang rutin disemprotkan.

Terlihat bangunan pada area kafe didominasi dengan warna yang masih cerah, walau di beberapa sudut terlihat ada cat yang terkelupas dan tembok yang gompal. Mungkin hal ini sengaja dibiarkan agar suasana vintage tidak hilang.

Ada kafe di Toko Merah, Kota Tua JakartaSuasana kafe di Toko Merah, Kota Tua, Jakarta. (Weka Kanaka/detikcom)

Sedangkan pada area non-AC di sisi kiri, kesan vintage tambah kental lewat adanya tangga besar yang mengarah ke bangunan atas. Namun, suasana di sini mungkin sedikit berbeda dengan ruangan AC. Di sisi ini, begitu sunyi karena tidak ada aktivitas dari para pegawai kafe.

Namun, secara keseluruhan kesan seram pada area yang dibuka untuk umum ini tidak terasa. Itu karena karena area kafe dikemas dengan bersih. General Manager RODE Winkel Andreas Rizky juga mengeklaim telah melakukan perbaikan di beberapa sisi dengan pengawasan pihak Cagar Budaya.

"Lebih banyaknya ke treatment untuk konservasi bangunannya ya, jadi banyak area atau mungkin banyak perbaikan yang memang kita harus berkoordinasi dengan ahlinya karena tidak sembarangan untuk kita boleh jalankan untuk perbaikan itu," katanya.

"Kalau pembaruan nggak sih, cuman penambahan di area bar saja, tapi di area lain itu semua kita kembalikan dengan kondisi keadaan sebelumnya. Karena bangunan ini itu juga rusak ya sebelum kami pakai atau kita masuk ke sini, itu beberapa bagian ada yang rusak, ada yang bocor, jadi kami harus melakukan perbaikan dan persyaratannya memang harus mengembalikan dengan ke bentuk semula," dia menambahkan.




(wkn/fem)

Hide Ads