Otoritas Penerbangan Sipil Singapura, GenZero, dan Singapore Airlines sukses menguji coba penggunaan bahan bakar 'hijau' yang dimulai sejak Februari 2022.
Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) itu telah diuji coba selama 20 bulan melalui kerja sama dengan Temasek. Hasil dari uji coba ini menunjukkan Singapura secara operasional siap untuk memasok SAF.
Namun, masih ada hal yang diperlukan untuk mendukung adopsi tersebut. CAAS akan menerapkan pelajaran yang didapat dalam pengembangan Cetak Biru Hub Udara Berkelanjutan Singapura (Singapore Sustainable Air Hub Blueprint).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 3 Aspek dalam Uji Coba SAF:
1. Kesiapan Operasional
Uji coba tersebut telah mengesahkan proses end-to-end yang diperlukan untuk mengintegrasikan SAF ke Bandara Changi, termasuk pengadaan, pencampuran SAF murni dengan bahan bakar pesawat konvensional di berbagai fasilitas di Singapura, termasuk sertifikasi keamanan, dan pengiriman SAF yang telah dicampur ke Bandara Changi.
Uji coba tersebut memastikan bahwa SAF dapat digunakan dengan aman di Bandara Changi dan dibawa ke dalam pesawat tanpa perlu melakukan modifikasi pada infrastruktur bandara yang sudah ada.
2. Pembuatan Kredit SAF
Pembuatan kredit SAF untuk dijual kepada perusahaan-perusahaan korporasi dan perusahaan kargo udara yang ingin mengurangi jejak karbon mereka merupakan cara untuk mendapatkan pendanaan guna menghindari biaya yang lebih tinggi dari SAF.
Dalam uji coba ini, SIA membeli 1.000-ton SAF murni yang menghasilkan 1.000 kredit SAF, setara dengan sekitar 2.500-ton pengurangan karbon dioksida.
Kredit SAF ini dihasilkan melalui standar industri terpercaya, yaitu Sistem Book & Claim dari Roundtable on Sustainable Biomaterials (RSB). Uji coba ini memvalidasi bahwa transaksi kredit SAF dapat dilakukan secara terpercaya dan transparan, yang membentuk dasar untuk pasar global kredit SAF.
3. Kesiapan Pasar
Sekitar dua per tiga dari 1.000 kredit SAF yang dihasilkan telah terjual selama masa uji coba. Masa uji coba tersebut mengkonfirmasi adanya permintaan pasar terhadap kredit SAF, namun juga menunjukkan bahwa masih dibutuhkan lebih banyak upaya untuk mengadopsi SAF secara luas, termasuk melalui pendidikan, penyuluhan, serta dukungan kebijakan dari perusahaan dan pemerintah.
Han Kok Juan, Direktur Jenderal CAAS mengatakan, SAF, yang diperkirakan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyumbang 65% dari pengurangan emisi karbon yang dibutuhkan oleh dunia penerbangan guna mencapai titik nol pada tahun 2050, akan menjadi komponen penting dalam upaya dekarbonisasi penerbangan Singapura.
"CAAS sedang mengembangkan mekanisme penyerapan struktural untuk mendukung adopsi SAF. Hal ini juga akan mempertimbangkan perkembangan di belahan lain di dunia, termasuk diskusi pada Konferensi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization Conference - ICAO) ketiga yang akan datang tentang Penerbangan dan Bahan Bakar Alternatif," ujar Han Kok Juan dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).
Sementara itu, Chief Sustainability Officer Singapore Airlines Lee Wen Fen menegaskan, SAF adalah salah satu perangkat utama dekarbonisasi dari Grup SIA agar dapat mencapai emisi karbon netral pada tahun 2050.
"Uji coba ini telah memberi landasan yang jelas menuju implementasi SAF di Singapura. SIA akan terus bekerjasama dengan para mitra untuk mempromosikan dan meningkatkan penggunaan SAF di Singapura," imbuh Lee Wen Fen.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan