Turis Thailand Boikot Wisata ke Korsel gegara Pertanyaan Konyol Imigrasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Thailand Boikot Wisata ke Korsel gegara Pertanyaan Konyol Imigrasi

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 10 Nov 2023 06:02 WIB
Bandara Incheon
Bandara Incheon, salah satu pintu masuk Korsel (Foto: Getty Images/raisbeckfoto)
Jakarta -

Turis Thailand memboikot Korea Selatan. Penyebabnya, ada pertanyaan-pertanyaan aneh imigrasi.

Dilansir CNN Indonesia, Jumat (10/11/2023), belakangan ini sejumlah besar wisatawan Thailand ditolak masuk ke Korea Selatan (Korsel). Warganet Thailand membalas dengan memunculkan tagar #BanTravellingtoKorea (dalam bahasa Thailand) di X (sebelumnya bernama Twitter).

Tagar tersebut masuk dalam 10 besar mingguan situs media sosial X setelah seorang pelancong mengklaim bahwa dia telah berkunjung ke Korea Selatan sebanyak empat kali, namun kini ditolak. Bahkan, setelah dia memiliki tiket pulang pergi serta memesan program tur dan hotel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Postingannya pada 24 Oktober 2023 telah dilihat lebih dari 9,2 juta kali dan diunggah ulang sebanyak 22.000. Sejak itu, turis Thailand lain banyak yang mengungkapkan pengalaman serupa.

Salah satu yang paling konyol adalah curhatan soal pertanyaan petugas imigrasi Korea Selatan memintanya menyebutkan nama setiap stasiun kereta api di negara tersebut. Saat itu, dia hanya bisa menyebutkan beberapa nama. Oleh petugas imigrasi dia dianggap tidak mengerti bahasa Korea Selatan dan tidak mengizinkannya masuk.

ADVERTISEMENT

Wanita lain juga menceritakan di X soal pengalamannya ditahan di imigrasi karena nama belakangnya berbeda dengan anggota keluarga temannya yang bepergian bersamanya. Beberapa netizen Thailand mengaku ditanyai tentang warna hotel mereka dan jumlah pohon di depan akomodasi mereka.

Wanita lain yang bekerja sebagai profesor di sebuah universitas di Thailand mengatakan dia telah bepergian ke lebih dari 20 negara tetapi ditolak masuk ke Korea Selatan.

The Nation melaporkan netizen Korea, yang bergabung dalam diskusi di X tersebut, mengatakan bahwa warga Thailand merupakan kelompok terbesar pekerja tidak berdokumen di negara mereka dan menuduh warga Thailand terlibat dalam penjualan dan penggunaan narkoba.

Banyak warga Thailand yang mempertanyakan legalitas bisnis "milik Korea" seperti restoran, kelab malam, dan tempat pangkas rambut di Thailand.

Situasi itu tidak biasa, sebab Korea Selatan dan Thailand cukup erat. Warga Thailand tidak memerlukan visa untuk memasuki Korea Selatan, tetapi mereka harus mendaftar di situs K-eta. Korsel juga menjadi destinasi populer bagi turis Thailand, karena pengaruh artis K-pop, fashion, dan drama Korea Selatan.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin dan Organisasi Pariwisata Korea berjanji untuk menyelidiki masalah itu.

Pada bulan September lalu, jumlah warga Thailand yang mengunjungi Korea Selatan mencapai 269.347 orang, menjadikannya salah satu dari lima pasar wisata outbound terbesar di Korea Selatan.

Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korea Selatan Chang Hojin merespons kondisi itu dengan mengatakan Korsel tidak memiliki kebijakan menolak wisatawan Thailand. Untuk membahas persoalan itu, Hojin bertemu dengan Menteri Luar Negeri Thailand Saran Charoensuwan pekan lalu.

Hojin menyesalkan tindakan pejabat imigrasi Korsel yang melakukan penolakan terhadap wisatawan asal Thailand.




(msl/fem)

Hide Ads