Masuk jajaran desa wisata terbaik di dunia 2023, ternyata banyak aspek yang dinilai dari Desa Penglipuran. Salah satunya aspek keberlanjutan sosial. Kesejahteraan warga diprioritaskan.
Setelah berhasil menjadi desa terbersih pada 2016 lalu, Desa Penglipuran kembali menorehkan prestasi sip. Masuk jajaran desa wisata terbaik di dunia 2023 adalah prestasi terbaru dan tertinggi dari Desa Penglipuran.
Sebelum berhasil meraih prestasi sip tingkat dunia itu, ternyata Desa Penglipuran harus melewati tahap evaluasi secara online. Tak tanggung-tanggung, desa yang berlokasi di Kabupaten Bangli, Bali ini dievaluasi berdasarkan sembilan bidang utama, salah satunya aspek keberlanjutan sosial.
Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran, mengungkapkan rahasia di balik konsep keberlanjutan sosial di Desa Penglipuran.
"Kalau dari aspek keberlanjutan sosial ini, mungkin ke depannya yang perlu diperhatikan itu terkait kesejahteraan warga. Perlu ditingkatkan, sehingga mereka mendapatkan value dari keberadaan pariwisata ini," ujar Wayan Sumiarsa.
Keberadaan pariwisata di Desa Penglipuran tak lepas dari peran sosial warga lokal yang senantiasa menjaga budaya dan warisan leluhur. Nilai kebersamaan yang masih kental tentu memperkuat hubungan sosial antar warga dan meminimalkan konflik yang berdampak pada pariwisata.
"Ketika warga mengetahui dampak positif dari pariwisata, kita berharap mereka lebih antusias dalam menjaga budaya yang kita punya. Menjaga keharmonisan satu sama lain, sehingga tidak ada konflik yang muncul dan berdampak pada pariwisata kita," kata Wayan Sumiarsa.
Dalam menjaga kesejahteraan sosial warga Penglipuran, Wayan Sumiarsa berusaha memberikan fasilitas pendidikan kepada warga yang kurang mampu atau berprestasi. Ia juga berharap bisa memberikan beasiswa kepada generasi muda melanjutkan pendidikan dalam bidang kepariwisataan.
"Kita lebih memperhatikan terkait pendidikan warga. Ke depannya mungkin bisa diberikan beasiswa untuk warga yang kurang mampu atau mempunyai prestasi. Ada warga generasi muda yang diberikan beasiswa untuk kuliah dalam manajemen kepariwisataan sehingga bisa keberlanjutan," kata Wayan Sumiarsa.
Tidak hanya dalam aspek pendidikan, Wayan Sumiarsa juga memperhatikan aspek kesehatan dari warga Desa Penglipuran.
"Program-program kesehatan juga menjadi fokus dalam menjaga kesejahteraan warga. Ketika semuanya bisa dieksekusi dan masyarakat mendapatkan manfaat dari program ini akan meningkatkan rasa memiliki warga desa," ujar Wayan Sumiarsa.
Dampak sosial dari adanya pariwisata di Desa Penglipuran sudah dirasakan secara kolektif oleh warga lokal desa. Wayan Sumiarsa menyebut keberadaan pariwisata sudah meringankan kehidupan sosial warga, terutama dalam kegiatan keagamaan.
"Secara kolektif memang sudah dirasakan, artinya dengan keberadaan pariwisata ini banyak yang diringankan. Misalnya kalau ada kegiatan keagamaan, kita tidak lagi mengeluarkan dana dari warga. Tapi karena semakin hari pariwisata semakin meningkat, perhatian kita kepada warga juga harus meningkat, sehingga mereka mengetahui manfaat dari pariwisata," kata Wayan Sumiarsa.
Hingga kini, pengelola sudah berdiskusi dengan desa adat terkait fasilitas pendidikan dan beasiswa yang diprioritaskan untuk generasi muda Penglipuran.
"Kami terus menyampaikan program ini kepada desa adat. Ini loh yang harus kita lakukan agar pariwisata kita berkelanjutan. Tapi, ada mekanisme dan aturan yang harus kita ikuti di lapangan dan itu membutuhkan waktu," kata Wayan Sumiarsa.
Simak Video "Video Menteri ATR Nusron Bicara Pulau di Bali Dikuasai WNA: Ini Akan Kita Tertibkan"
(fem/fem)