Lagi-lagi Turis Curhat Alami Bali Belly Saat Liburan di Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lagi-lagi Turis Curhat Alami Bali Belly Saat Liburan di Bali

Putu Intan - detikTravel
Senin, 27 Nov 2023 20:35 WIB
Ilustrasi toilet atau sakit perut
Ilustrasi bali belly. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn)
Jakarta -

Turis asing curhat mengalami diare parah saat berwisata di Bali. Pengalaman itu dibagikan melalui media sosial.

Turis bernama Aili Hillstrom menceritakan pengalaman tak menyenangkan tersebut melalui akun TikTok @aili.likes.adventure. Dilansir dari news.com.au, Hillstrom mulanya memperingatkan pengikutnya yang berjumlah 2,4 juta untuk tidak menonton video itu bila merasa jijik. Tetapi ia merasa ingin berbagi cerita karena menurutnya lucu.

"Saya mengalami Bali Belly, dan asal kalian tahu, saya benar-benar tidak siap akan hal ini. Kira-kira setiap sepuluh...," kata dia sebelum memutuskan pergi ke kamar mandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini terjadi setiap sepuluh menit dan itu sangat menyakitkan," kata dia setelah buang hajat.

Saat itu, Hillstrom merekam wajahnya dan suara yang terjadi di toilet. Dalam video yang diunggah, terdengar jelas bahwa dia diare.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, dokter sekaligus pendiri Femma, yang merupakan layanan kesehatan digital asal Australia bernama Emma Rees, memberikan penjelasan mengenai Bali Belly. Hal ini umum dialami turis karena konsumsi bakteri dari makanan atau air yang terkontaminasi dan bisa bertahan hingga 5 hari.

"Anda mungkin mengalami diare, sakit perut, keringat panas dan dingin, serta nyeri sendi," kata dia.

"Sakit kepala juga merupakan gejala yang mungkin terjadi dan ini dapat mengindikasikan dehidrasi yang merupakan risiko klinis utama diare pada turis," ujarnya.

@aili.likes.adventure

Found this in my drafts and I'm already regretting posting it πŸ˜‚ This is the reality sometimes of traveling around the world.

♬ Stories 2 - Danilo Stankovic

Senada dengan dr. Emma Rees, Southern Cross Travel Insurance (SCTI) menyebut Bali Belly merupakan fenomena umum bagi turis Australia.

"Indonesia memang mempunyai banyak keindahan untuk ditawarkan, namun Bali Belly jelas bukan salah satunya," ujar CEO SCTI, Jo McCauley.

"Meskipun penyakit ini dapat hilang dalam hitungan hari, kasus yang lebih serius memerlukan rawat inap jika Anda mengalami dehidrasi parah," katanya.

Bali Belly menjadi fenomena umum bagi turis Australia dibuktikan dengan peningkatan signifikan dalam penjualan polis asuransi perusahaan untuk perjalanan ke Indonesia. Kenaikan itu sebesar 38 persen dibandingkan sebelum pandemi. Dari jumlah itu, Bali Belly yang menyumbang 24 persen dari total klaim yang diterima pada 2023.

Sebelumnya, turis Irlandia bernama Tammy Whelan bercerita bahwa ia terkena Bali Belly. Dia menyampaikan curhatannya itu melalui akun Tiktok @tammywhelan. Tammy mengatakan bahwa perutnya terasa sangat sakit dan mengalami diare serta muntah-muntah.

Saking sakitnya, dia mengalami dehidrasi. Sakit Bali Belly juga membuat Tammy seperti berhalusinasi. Beruntung, setelah beberapa hari, kondisinya membaik.

"Saya tidak bisa makan apapun, saya sangat cemas. Tapi Bali belly sudah berakhir. Saya sudah selesai dengan itu dan diare sudah selesai dengan saya," katanya.




(pin/fem)

Hide Ads