Warga Boyolali menemukan sebuah batu yang diduga benda cagar budaya 'Dwalajara' saat sedang menggali septic tank. Bagaimana kisahnya?
Batu tersebut ditemukan oleh pekerja bangunan yang sedang bekerja menggali septic tank di ruko milik Suratman (55). Lokasinya berada di jalan Pengging-Sawit, Dukuh Plumutan, Desa Salakan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.
"Ditemukan Sabtu (25/11) kemarin, pekerja sedang menggali untuk septic tank," kata Suratman saat ditemui di ruko miliknya, Selasa (28/11) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suratman mengatakan, temuan itu berawal saat dirinya hendak merenovasi rumah dan dibangun ruko dua lantai. Pembangunan ruko itu disebut Suratman sudah hampir jadi.
Batu yang ditemukan para pekerja itu berbentuk talang air, dengan bagian kepala berukir. Batu tersebut ditemukan pada kedalaman 160 sentimeter.
Batu itu ditemukan dalam posisi memanjang menghadap ke timur. Saat ini, batu tersebut telah diamankan oleh Suratman.
"Selain batu tersebut, para pekerja juga menemukan dua bata merah besar," jelas Suratman.
Sempat Dikira Batu Biasa
Awalnya, Suratman mengira, batu itu hanya batu biasa, karena saat ditemukan masih bercampur tanah. Namun setelah diperhatikan, ternyata batu itu berbentuk memanjang dan pada bagian kepalanya dihiasi dengan ukiran.
Di tengah-tengah batu itu, terdapat cekungan seperti untuk saluran air. Di bagian kepala juga terdapat lubang ke cekungan tersebut.
"Lalu saya minta dinaikkan ke atas, tapi tidak kuat. Lalu pecah jadi dua bagian. Lalu ada tetangga lewat tahu, dilaporkan ke Disdikbud. Saya mau cuci tidak boleh, diminta dibiarkan seperti itu dulu. Kalau boleh saya minta akan saya rawat, kalau nggak ya saya serahkan ke Disdikbud," terang Suratman.
Batu Itu Diduga Dwalajara
Ketua Boyolali Heritage Society (BHS), Kusworo Rahardian mengatakan, awalnya dia mendapatkan kabar penemuan batu itu dari salah seorang temannya. Batu itu diduga talang air berukir atau Dwalajara.
"Benda itu diduga cagar budaya yang mirip dengan talang air berukir atau Dwalajara," kata Kusworo.
Batu itu memiliki panjang 87 sentimeter, tinggi bagian talang 20 sentimeter. Kemudian, kedalaman talang atau saluran air 9 sentimeter. Sedangkan, tinggi bagian kepala ukiran bagian lubang air 40 sentimeter.
"Benda sementara disimpan atau diamankan di salah satu bagian ruko. Bapak Suratman menyampaikan akan mengikuti arahan pemerintah untuk tindak lanjutnya," pungkasnya.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol