Serial Gadis Kretek membuat sejumlah lokasi menjadi populer. Salah satunya, Pasar Kayu Muntilan, Jawa Tengah dan kini menjadi sasaran wisatawan.
Pasar Kayu Muntilan di Jumleng,Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan dipercaya sebagai Kota M yang disebut-sebut dalam serial di Netflix yang ditayangkan mulai 2 November 2023 itu dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka. Serial itu diangkat dari novel dengan judul yang sama dan ditayangkan dalam 5 episode dengan berlatar belakang industri tembakau Indonesia dan mengisahkan sejarah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun syuting telah dilakukan pada Agustus 2022, beberapa properti syuting seperti papan nama warung dan poster Kretek Merah masih terpajang di sini. Itulah yang menjadi daya tarik yang mendatangkan wisatawan.
Pasar Kayu Muntilan bukanlah destinasi wisata, namun setelah penayangan Gadis Kretek pasar ini ramai dikunjungi wisatawan. Banyak yang penasaran dan ingin berfoto spot-spot syuting ini.
![]() |
Saat syuting berlangsung Pasar Kayu ini dikosongkan, para penjual kayu pun tidak bisa berjualan seperti biasa, namun sebagai gantinya mereka diberikan kompensasi. Lapak-lapak penjual kayu ini disulap menjadi pasar zaman dulu, sesuai setting serial Gadis Kretek, tahun 1960-an.
Beberapa kios dijebol untuk diubah menjadi pasar sayur-sayur, kafe, percetakan, warung jadul, hingga gudang rokok kretek. Proses pengosongan berlangsung kurang lebih lima hari dan pengembaliannya juga sekitar lima hari, sementara itu proses syuting berlangsung selama 1 minggu.
Para penjual di pasar itu juga ikut dilibatkan dalam proses syuting. Mereka berperan sebagai figuran, orang-orang yang berjalan di pasar, dan menjadi penjual-penjual di pasar.
"Jadi figuran semua orang sini, 100 orang ada kayaknya. Kan orang sini ada 60 diikutsertakan semua, terus lainnya ambil orang di terminal, orang-orang desa yang gak ada kerjaan kayak mbah-mbah itu ikut semua," kata Evi, salah satu penjual kayu yang lapaknya dipakai.
Kini Pasar Kayu ini telah beroperasi dengan normal seperti biasanya, bisa dilihat jika berkunjung ke sini tumpukan kayu-kayu memenuhi dalam dan sisi-sisi kios penjual. Kios-kios ini berupa bangunan seragam yang juga terbuat dari kayu.
Kayu-kayu panjang yang kebanyakan didapat dari pemasok daerah pelosok ini disandarkan di sisi kiosnya. Selain itu, di sini ada beberapa warung kecil dan di belakang pasar kayunya juga terdapat pasar ayam.
Pasar kayu ini cenderung sepi dari pembeli-pembeli yang memang berniat mencari kayu. Saat ini, malah lebih banyak wisatawan yang datang berkunjung.
Penjual-penjual kayu di sini kini sudah terbiasa dengan kedatangan wisatawan-wisatawan, baik yang tinggal di dekat sini maupun yang berasal dari luar kota. Mereka pun akan dengan ramah memberitahu pengunjung di mana area bekas syuting dilaksanakan.
"Dari pandemi sampai sekarang kayak gini, masih sepi. Banyak yang datang itu ya untuk lihat tempat syuting aja, setiap hari ada yang datang, apalagi sore-sore," kata Evi.
Evi mengatakan bahwa malahan saat syuting tidak ada yang menonton karena tidak banyak yang tahu dan tidak diperbolehkan juga. Beberapa pengunjung yang datang suka menanyakan foto-foto saat syuting, namun mereka tidak punya karena figuran-figuran ini tidak diperbolehkan membawa handphone saat syuting berlangsung.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol