Calo Tiket Konser bak Kutu Busuk, Sulit Diberantas, Butuh Langkah Tegas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Calo Tiket Konser bak Kutu Busuk, Sulit Diberantas, Butuh Langkah Tegas

Putu Intan - detikTravel
Minggu, 03 Des 2023 16:20 WIB
Calo Tiket KA
Ilustrasi calo tiket (Foto: Ilustrator: Edi Wahyono)
Jakarta -

Penonton konser di Indonesia kerap diganggu calo tiket. Penonton yang berharap nonton konser dengan bahagia, malah berujung duka.

Kasus penipuan tiket konser Coldplay di Jakarta yang dilakukan Ghisca Debora Aritonang hingga Rp 5,1 miliar menjadi tamparan keras buat Indonesia. Sebanyak 2.268 tiket berhasil ia jual dengan cara tidak sah layaknya calo yang membanderol tiket dengan harga yang lebih mahal. Apesnya, tiket-tiket itu juga fiktif sehingga konsumennya tak dapat penonton konser band asal Inggris itu.

Selain Ghisca, masih banyak calo-calo tiket konser lainnya yang masih berkeliaran. Tak cuma di konser Coldplay, hampir di semua konser calo selalu muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, sistem pembelian tiket konser yang sekarang sudah dilakukan secara digital, harusnya membuat penonton lebih tenang. Namun, sistem seperti itu ternyata masih ada celah dan bisa diakali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam wawancara khusus dengan detikcom tak menampik bahwa calo ini menjadi masalah di banyak negara. Tak cuma di Indonesia, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga mengalami masalah yang sama.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya mengenai solusi untuk memberantas calo tiket konser ini, Sandiaga ingin memulainya dengan membuat peraturan. Dia ingin pelakunya ditindak dan mengimbau para penyelenggara konser juga transparan dengan ketersediaan tiket.

"Kita akan bersama-sama dengan kepolisian, berkoordinasi, kita susun semua peraturan terkait calo ini secara tegas dan bila ada yang melanggar, itu kita berikan efek jera," kata Sandiaga.

"Dan kita harus berikan transparansi dan akuntabilitas kepada penyediaan tiket ini. Kalau sudah habis, sudah habis. Dan ini prosesnya, kalau ada yang mau dijual, ini harus dihadapi, kita kasih panduan-panduan," ia menambahkan.

Tak lupa, ia juga ingin mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam membeli tiket konser. Langkah itu agar tidak terjadi penipuan lagi.

"Kita diseminasi informasi, waspadai. Jika ada yang menawarkan tiket seperti ini, ini yang harus dilakukan dan harus kita terus edukasi masyarakat agar calo tidak berulang lagi," ujarnya.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan sistem pencegahan yang dapat dibuat.

"Seperti digital identification, seperti ada verification, dan kita harus ada help desk. Setiap promotor harus menyediakan supaya penonton jangan terperdaya," katanya.

Sandiaga juga merasa kasihan pada penonton yang tertipu tiket konser dari calo. Menurutnya, mulai sekarang masyarakat harus lebih waspada dan mengontrol diri sebelum membeli tiket.

"Jadi masyarakat harus memainkan peran yang ekstra karena akhirnya benteng terakhir itu di konsumennya sendiri. Kalau Kalau konsumennya itu berhati-hati, maka dia tidak akan masuk terperosok di lubang yang sama," kata dia.

"Dan kita juga harapkan partisipasi dari semua pihak, baik promotornya dan ekosistem secara keseluruhan. Karena kalau baik buruknya, ekosistem konser ini akan berdampak terhadap penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja dan kebangkitan ekonomi kita," dia menegaskan.




(pin/fem)

Hide Ads