Maskapai Ryanair mengungkapkan telah membatalkan 960 penerbangan karena perang antara Hamas dan Israel. Penerbangan ke Tel Aviv ditangguhkan sejak 7 Oktober.
Dilansir dari Independent, Senin (4/12/2023) penangguhan penerbangan itu dilakukan hingga 8 Januari 2023. Walau ada pembatalan, statistik penumpang terbaru Ryanair menunjukkan maskapai ini mengoperasikan lebih dari 66,400 penerbangan pada bulan November, dengan peningkatan jumlah penumpang sebesar 4%, menjadi 11.7 juta.
Langkah serupa juga dilakukan Wizz Air, dengan menghentikan operasi penerbangan di Israel hingga awal Januari 2024. Wizz Air sekaligus mengatakan memulai kembali penerbangan masuk ke Chisinau, Moldova, di Eropa Timur setelah sempat menangguhkan penerbangan ke negara tersebut pada Maret karena ketegangan terkait perang Rusia dengan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai EasyJet mengatakan pekan lalu bahwa konflik dan ancaman terhadap stabilitas di Timur Tengah juga telah mempengaruhi permintaan penerbangan ke berbagai tujuan seperti Mesir. Sementara itu, pemesanan penerbangan juga terpengaruh secara keseluruhan pada bulan Oktober dan November akibat perang.
Banyak maskapai yang mengabarkan bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan hingga awal tahun 2024 ke Tel Aviv. British Airways juga memperpanjang penangguhan penerbangan dari Heathrow ke Tel Aviv hingga 20 Januari.
Virgin Atlantic terus mengumumkan melalui situsnya bahwa penerbangan ke Tel Aviv akan dilanjutkan pada 14 Desember.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain