Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta sistem peringatan dini Gunung Marapi dievaluasi. Dia heran alat sepenting itu dicuri.
Jatuhnya banyak korban terluka dan meninggal dunia saat Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar di Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (3/12/2023) disorot. Sebab, ada 75 pendaki terdaftar berada di gunung itu pada saat kejadian. Kemudian dinyatakan sebanyak 23 pendaki meninggal dunia.
Di saat peristiwa mengerikan itu terjadi, malah dilaporkan alat peringatan dini Gunung berapi paling aktif di Sumatera itu hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menyebut sejumlah evaluasi harus dilakukan setelah erupsi Gunung Marapi ini. Tito meminta pengamanan dilakukan agar alat pemantau aktivitas Gunung Marapi tidak dicuri.
"Setelah itu, melakukan evaluasi, mulai dari sistem peringatan dini, sistem peringatan dini tadi memang harus dipikirkan langkah-langkah untuk bagaimana peralatan tersebut tidak sampai dicuri, dijaga, kerja sama dengan kepolisian, dengan yang menjaga konservasi, polisi hutan di sana," kata Tito di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Rabu (6/12/2023).
Tito mengingatkan pentingnya sistem peringatan dini bencana. Dia kemudian mencontohkan sistem peringatan dini di Sulawesi Barat. Begitu pula dengan respons yang harus dilakukan saat terjadi bencana sudah dilatih.
"Dan kemudian memang dengan adanya sistem peringatan dini sebetulnya sudah yang dicontohkan di Sulawesi Barat, perlu dibuat drill, drill bila terjadi kejadian bencana, maka respons cepat seperti apa yang harus dilakukan bisa langsung dilakukan," kata Tito.
"Saya kira drill-drill seperti ini yang nanti akan kita sampaikan dalam Zoom Meeting hari Senin kepada seluruh kepala daerah untuk daerah masing-masing sesuai dengan potensi bencana daerah masing-masing melakukan drill sehingga jangan sampai terjadi kejadian baru responsif," ujar Tito.
"Jadi sudah ada langkah-langkah kalau terjadi apa apa ada plan A, plan B-nya," katanya.
Sebelum menyatakan soal alat peringatan dini itu, Tito menginstruksikan agar evakuasi korban diutamakan.
"Jadi memang kita sudah koordinasi juga dengan Pemerintah Provinsi Sumbar dan pemerintah kabupaten, paling utamanya penyelamatan nomor satu, evakuasi," kata Tito.
Ya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya menyampaikan Gunung Marapidi di Sumatera Barat (Sumbar) sering erupsi tiba-tiba. Sudah begitu, alat pendeteksi di Stasiun Pemantauan Gunung Api Marapi (GGSL) beberapa kali dicuri.
Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki, menyampaikan pada tahun ini sudah terjadi dua kali pencurian alat pemantau di Stasiun Guguak Solang. Yakni pada bulan Maret dan Oktober.
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikNews. Selengkapnya klik di sini.
Simak Video '75 Korban Erupsi Marapi Ditemukan, Pencarian dan Evakuasi Ditutup':
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol