Umrah Itu Bukan Piknik Biasa Ya!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Umrah Itu Bukan Piknik Biasa Ya!

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 08 Des 2023 15:33 WIB
Seorang petugas mengamatu umat Islam melakukkan tawaf mengelilingi kabah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Jumat (7/7/2023). Masjidil Haram masih dipadati jamaah yang melaksanakan tawaf dan ibadah lainnya usai pelaksanaan puncak ibadah haji. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.
Ilustrasi tawaf dalam umrah (Foto: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
Jakarta -

Perjalanan ibadah umrah semakin diminati selepas pandemi. Jutaan traveler Indonesia melakukannya setiap tahun.

Permasalahan pun muncul. Karena, banyak jemaah yang berlaku seenaknya sendiri atau tidak sesuai syariah karena menganggapnya sebagai liburan.

"Umrah dan haji adalah ibadah. Bukan sekadar rekreasi melepas lelah. Maka pastikan diselenggarakan menggunakan prinsip syariah," kata Direktur pada Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kemenag, Nur Arifin, Jumat (8/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena saat ini banyak orang yang mencoba menyesatkan jemaah untuk melanggar prinsip syariah. Padahal sedang ibadah," imbuh dia.

Apa bedanya piknik dengan ibadah? Nur menjelaskan bahwa kalau piknik dari sisi kelembagaan dilayani oleh BPW (biro perjalanan wisata). Sedang output piknik yakni fisik sampai tujuan-pulang selamat.

ADVERTISEMENT

"UU No 8 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan haji dan umrah mengamanatkan bahwa umrah dan haji itu tidak termasuk kelompok piknik biasa tapi kelompok ibadah," tegas dia.

"Oleh karena itu ada syarat menjadi penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) dari BPW adalah diusulkan dulu dan syaratnya ada 10 prinsip, dengan yang pertama berbasis syariah," imbuh Nur.

Oleh karena itu, jelas Nur, seluruh struktur di PPIU haruslah orang Islam. Itu karena ada kata-kata ibadah di dalamnya.

"Karena ada kata-kata ibadah harus seagama yang membawanya. Dan berbasis syariah," tegas dia.

Di sisi lain, Nur menguraikan bahwa output ibadah bukan sekadar selamat pulang sampai tujuan. Salah satunya adalah sah dalam beribadah.

Sah dalam rangkaian ibadah umrah

"Nah ini yang perlu dibedakan, karena saya melihat banyak yang tidak perduli ini piknik atau ibadah," kata dia.

"Contoh, si A tidak wudhu dan tayamum karena tidak mau mengantre hingga bisa duduk di shaf depan. Tapi itu tidak diperkenankan. Lalu si B yang penting sah dan antre wudhu meski hanya salat di plataranm," terang dia.

"Si A bangga padahal nggak sah. Yang B niatnya ibadah dan yang penting sah. Nah saat ini orang banyak pergi ibadah umrah haji lupa prinsip ini," ujar Nur.

Garuda Indonesia Umrah Travel Fair (GUTF)Nur Arifin salah satu direktur di Kemenag (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)

Melanggar aturan saat umrah

Contoh kedua, tawaf wada hukumnya sunnah. Lalu ada yang berpikir piknik dan momen itu jadi kebanggaan suatu agen travel karena yang penting bisa tawaf wada.

Kemudian ada aturan dari Arab Saudi saat Kakbah sedang ramai-ramainya, maka yang boleh tawaf di bawah hanya orang-orang yang umrah wajib. Sedang yang tawaf wada silakan di atas.

"Tapi pembimbingnya berpikir wah ini bisa diakali. Cara berpikirnya bukan ibadah tapi piknik, yang penting jamaag ada kebanggaan bisa memutari Kakbah tujuh kali untuk pamit," tegas Nur.

"Akibatnya dia mencari cara mengakali. O yang bisa adalah yang berpakaian umrah, akhirnya dia bilang ke jemaah umrah, tapai tetap pakai pakaian dalam ya. Niati nggak usah umrah tapi bisa tawaf. Dan berhasil," imbuh dia.

"Ada yang bilang, 'Pak walaupun askar nggak tahu tapi malaikat tahu'. 'Malaikat tahu hanya mencatat nggak mungkin protes dan nggak mungkin ngasih tahu askar. Aman', sahut pembimbing," kata dia lagi.

Terakhir, Nur mengatakan bahwa agen travel itu memang berhasil melanggar aturan pemerintah. Ia juga disebut berdosa melanggar dan berbohong juga bangga membohongi askar lalu dia menzolimi jemaah yang lain.




(msl/fem)

Hide Ads