Sementara di Zimbabwe, Puluhan Gajah Mati Kehausan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sementara di Zimbabwe, Puluhan Gajah Mati Kehausan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 10 Des 2023 18:01 WIB
Officials inspect the carcass of an elephant in Hwange National Park, Zimbabwe December 7, 2023 REUTERS/Nyasha Chingono
Gajah di Zimbabwe mati karena tiada air (Foto: REUTERS/Nyasha Chingono)
Jakarta - Puluhan gajah ditemukan mati di Zimbabwe. Mereka tidak bisa beradaptasi dalam musim kekeringan ekstrem.

Dilansir Antara mengutip Reuters, puluhan gajah ditemukan mati kehausan di Taman Nasional Hwange yang populer di Zimbabwe. Negara itu dilanda kekeringan akibat perubahan iklim.

Insiden itu membuat para pegiat konservasi lingkungan khawatir jumlah gajah yang mati akan bertambah karena kekeringan dan fenomena cuaca El Nino yang membuat lubang air menjadi kering.

El Nino memicu cuaca yang lebih panas dan lebih kering sepanjang tahun, kata ahli cuaca. Fenomena cuaca global musiman itu menjadi sorotan pada forum COP28 tentang aksi penanganan iklim di Dubai.

Hwange tidak dilintasi aliran sungai yang besar dan hewan-hewan bergantung pada sumur bor bertenaga surya, kata pejabat Otoritas Taman dan Satwa Liar Zimbabwe (Zimparks).

"Kami mengandalkan lubang air buatan karena air permukaan menyusut. Karena gajah sangat bergantung pada air, kami terus mencatat kematian akibat kekeringan ini," kata ahli ekologi Taman Nasional Hwange, Daphine Madhlamoto.

Officials inspect the carcass of an elephant in Hwange National Park, Zimbabwe December 7, 2023 REUTERS/Nyasha ChingonoGajah di Zimbabwe mati karena tiada air (Foto: REUTERS/Nyasha Chingono)

Populasi gajah di Hwange mencapai 45.000 ekor dan gajah-gajah dewasa membutuhkan 200 liter air per hari.

Namun, karena sumber air semakin berkurang, pompa air bertenaga surya di 104 sumur bor tidak sanggup menyediakan air yang cukup.

Reuters melihat puluhan bangkai gajah bergelimpangan di dekat lubang air. Pejabat taman nasional itu mengatakan ada gajah yang mati di semak-semak sehingga menjadi santapan singa dan burung pemakan bangkai.

"Taman ini telah menyaksikan dampak dari perubahan iklim. Curah hujan semakin berkurang," kata Madhlamoto.

Musim hujan di Zimbabwe berlangsung dari November hingga Maret, tetapi tahun ini hampir tidak ada hujan. Kemarau di sana diperkirakan akan berlanjut hingga 2024, menurut badan meteorologi setempat.

Zimparks mengatakan para hewan terpaksa berjalan jauh untuk mencari air dan makanan, dan beberapa kawanan menyeberang ke Botswana.

Kelompok-kelompok konservasi berusaha menyediakan tambahan air dengan mengeruk lubang dan memompa lebih banyak air melalui sumur bertenaga surya.

Zimbabwe menjadi habitat bagi hampir 100.000 ekor gajah, tetapi kapasitas air di negara itu hanya cukup memberi minum sekitar 50.000 gajah sehingga taman-taman nasional di sana kewalahan.


(msl/fem)

Hide Ads