Jepang menghadapi kekhawatiran lain di musim dingin. Akhir-akhir ini, serangan beruang meningkat dan ini ada hubungannya dengan hibernasi.
Dilansir dari Strait Times pada Rabu (20/12/2023), serangan beruang gencar terjadi di Jepang belakangan ini. Bahkan, jika biasanya akhir tahun serangan beruang diperkirakan mereda, karena memasuki masa hibernasi, tidak seperti itu di Jepang.
Ahli memperkirakan beruang tidak hibernasi karena efek domino perubahan iklim. Buruknya cuaca berpengaruh pada panen kacang hutan, yang mana kacang jadi sumber makanan pokok beruang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruang yang kelaparan kemudian akan terus berkeliaran tanpa hibernasi, ujar Teruki Oka, kepala Lembaga Penelitian Kehutanan dan Hasil Hutan di Pusat Penelitian Shikokuu, Kota Kochi di Jepang.
Sebelum hibernasi, beruang akan mengumpulkan nutrisi selama musim gugur. Spesies beruang hitam Asia mulai hibernasi pada awal November dan tidur hingga awal Mei di tahun berikutnya
Baca juga: Serangan Beruang di Jepang Cetak Rekor! |
"Mereka tidak terbangun di tengah hibernasi untuk mencari makan," kata Oka.
Selain beruang hitam Asia, ada pula populasi beruang coklat di Jepang. Beruang jenis ini lebih menyukai daging dari pada kacang. Menurunnya hewan liar di alam akan mengundang insting beruang masuk ke pemukiman.
"Mereka kelaparan dan gelisah di musim dingin karena kurangnya mangsa. Beruang ini menyerang manusia karena mereka ingat cara menyerang hewan lain," dia mengungkapkan.
Oka memperingatkan wisatawan bahwa beruang yang biasa muncul di pusat kota terbiasa dengan manusia. Mereka mencari makan di sampah rumah tangga.
Perubahan iklim juga membuat musim dingin jadi lebih hangat. Ini akan membuat beruang kesulitan hibernasi karena suhu tubuh mereka tidak cukup turun.
Peneliti lingkuhan hidup Hiromi Taguchi menyarankan wisatawan hati-hati saat pergi ke pegunungan. Khususnya mereka yang hendak melakukan aktivitas ski di area-area pegunungan.
"Sudah jadi rahasia umum di kalangan pemburu, timur laut Jepang dikenal sebagai matagi atau penembakan beruang tanpa ragu jika melihatnya," dia menjelaskan.
Sementara itu, beberapa wilayah utara di Jepang telah sayembara untuk mengurangi jumlah beruang. Para pejabat prefektur Akita bagian utara berencana membagikan Yen 5.000 atau Rp 500 ribu pada pemburu yang berhasil menembak beruang.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol