Di akhir tahun 2023, kasus wisatawan terseret ombak di selatan Jawa meningkat. Peneliti mengatakan bahwa wisatawan di Pantai Selatan Jawa harus hati-hati.
Berawal dari Senin (25/12/2023), dua wisatawan terseret ombak di Pantai Parangtritis. Kemudian pada Kamis (28/12), tim SAR yang sama menyelamatkan satu wisatawan yang terseret omabk di pantai tersebut.
Pada Jumat (29/12), kejadian serupa terjadi di tiga pantai selatan Jawa. Dua wisatawan terseret ombak di Pantai Indrayanti, Gunungkidul, Yogyakarta saat pagi hari. Sore harinya, dua wisatawan menyusul terseret ombak di Pantai Parangtritis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tiga wisatawan terseret ombak di Pantai Jetis, Kecamatan Cilacap. Dua wisatawan tewas sementara satu korban masih dinyatakan hilang.
![]() |
Yang menjadi pertanyaan mengapa banyak kejadian wisatawan terseret ombak di Pantai Selatan Jawa? Ada empat dugaan, yang pertama wisatawan datang dari daerah lain, sehingga tidak memeiliki pengetahuan tentang kondisi umum yang terjadi di sana. Dugaan kedua, mereka tidak memperhatikan rambu-rambu dilarang berenang di titik tertentu.
Dugaan ketiga, mereka tidak mengindahkan peringatan yang sudah diberikan oleh petugas. Sedangkan dugaan terakhir, terjadi anomali fenomena gelombang laut.
Widodo Setiyo Pranowo, peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi dan Manajemen Pesisir, pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan tentang hal ini pada detikTravel.
![]() |
"Dalam rangka mencari jawaban terhadap kemungkinan adanya anomali fenomena gelombang laut, maka saya coba melakukan observasi terhadap data prediksi model global gelombang dari 25 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024," ucapnya.
Menurut hasil prediksi model, kondisi penjalaran gelombang di minggu keempat Desember 2023 tampak tidak seperti pada Desember 2020 hingga tahun 2022. Biasanya ketika bulan Desember, area tersebut dilanda angin monsun Barat, sehingga angin di atas pesisir Selatan Jawa akan membangkitkan gelombang laut menjalar dari arah barat menuju ke timur.
"Namun, yang terjadi pada Desember 2023, arah penjalaran gelombang di perairan pesisir selatan Jawa masih bergerak dari arah timur menuju ke barat. Artinya ada anomali dari pola penjalaran yang biasanya, karena fenomena seperti ini biasanya berlangsung di bulan Juni hingga Agustus, ternyata masih berlangsung hingga Desember 2023," jelasnya.
Kemudian, ia memeriksa kondisi gelombang laut di antara tanggal 25 hingga 27 Desember 2023, di mana pada kurun waktu tersebut terjadi beberapa kali wisatawan terseret ombak atau gelombang di pantai.
Maka berdasarkan data model global, bisa dilihat bahwa pada kurun waktu tersebut Gelombang Alun (Swell Wave) datang dari arah selatan atau dari Samudera Hindia menjalar menuju ke utara yakni menuju ke seluruh garis pantai selatan Pulau Jawa," ungkapnya.
Gelombang Alun (Swell wave) terjadi di beberapa lokasi pantai selatan Jawa. Gelombang ini bergerak tegak lurus dari selatan menuju ke utara arah pantai.
"Gelombang ini bisa membangkitkan energi inersia yang berupa arus balik menuju ke selatan yang mematikan (rip current), kemudian menggerus pasir yang dipijak lalu menarik kaki atau tubuh wisatawan di pantai hingga terbawa arus tersebut menuju ke laut lepas," ungkapnya.
Mulai tanggal 27-29 Desember 2023, terjadi penguatan gelombang yang sangat signifikan dibandingkan tanggal-tanggal sebelumnya. Penguatan tersebut terjadi karena munculnya Gelombang akibat angin (Wind wave) yang menjalar dari arah Selatan atau dari arah Samudera Hindia, kemudian berbelok ke arah barat dan barat daya ketika mendekati pesisir selatan Jawa.
Akibatnya terjadilah pertemuan dan persilangan dengan Gelombang Alun (Swell wave) yang arahnya dari selatan menuju ke utara. Pertemuan persilangan antara Gelombang Alun (Swell wave) dan Gelombang akibat angin (Wind wave), dikenal sebagai fenomena Gelombang kotak atau persegi (Cross Wave).
"Fenomena ini meningkatkan kerapatan periode gelombang, dan mempercepat kecepatan hanyut gelombang (Stokes wave drift velocity). Fenomena ini pula yang diduga menyebabkan meningkatnya probabilitas wisatawan terseret ombak atau gelombang, terutama pada tanggal 28 dan 29 Desember 2023, di Pantai Parangtritis, Pantai Indrayanti, dan Pantai Jetis," jawabnya.
Berdasarkan model global, fenomena Gelombang persegi (Cross wave) diprakirakan masih terjadi pada tanggal 1-3 Januari 2024. Namun intensitasnya menurun tidak seperti tanggal 27- 29 Desember 2023.
"Sedangkan tanggal 3 hingga 7 Januari 2023, diprakirakan di sepanjang pantai selatan Jawa masih bakal menerima kiriman Gelombang Alun (Swell wave) dari arah Samudera Hindia, dengan ketinggian gelombang signifikan sedikit meningkat dari hari sebelumnya, namun tidak disertai adanya pertemuan persilangan dengan Gelombang akibat angin (Wind wave)," ujar dia.
Walaupun demikian, sebaiknya para wisatawan tetap harus waspada Ketika bermain atau berenang di perairan Pantai Selatan Jawa, karena potensi munculnya arus yang mematikan (Rip Current) masih bakal ada.
"Wisatawan diimbau aktif memantau prakiraan cuaca yang diterbitkan oleh BMKG, dan mematuhi rambu-rambu tanda lokasi berbahaya untuk berenang, dan juga mematuhi saran dari 'Life guard' yang bertugas di Pantai Kawasan wisata setempat," kata dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba