Rencana pembangunan kereta gantung di gunung Rinjani ditolak oleh para pemangku adat di sana.
Para Mangku atau orang yang bertanggung jawab secara adat untuk menjaga gunung Rinjani menolak rencana pembangunan kereta gantung di daerahnya.
Mangku sekaligus tokoh adat Desa Sembalun Bumbung, Sayyidina Muhammad, mengatakan penolakan pembangunan kereta Gantung Rinjani tersebut bukan tanpa dasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya kereta gantung itu dinilai akan merusak alam di gunung Rinjani. Kereta gantung itu rencananya akan dibangun di kawasan hutan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)
"Rencana pembangunan ini sangat membuat kami terluka. Kami sangat tidak mengizinkan walaupun itu dipercaya akan berdampak pada efek ekonomi di masyarakat," ujar Haedi, sapaan akrabnya, Selasa (9/1/2024).
Menurut Haedi, pembangunan kereta gantung ini akan membuka pembangunan-pembangunan baru di kawasan Gunung Rinjani. Misalnya seperti resort, hotel, dan restoran.
"Apakah mereka cukup sampai di situ saja. Nanti ada hotel di Rinjani. Karena kan keinginan manusia tidak berhenti sampai sana saja. Bukan kami saja menerima dampaknya tapi habitat yang ada di sana juga," ujarnya.
Pembangunan kereta gantung Rinjani itu diwacanakan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan di tengah masyarakat. Haedi menilai itu salah kaprah, justru mata pencaharian masyarakat di kaki Gunung Rinjani yang akan hilang.
"Lalu gunanya di masyarakat mana? Masyarakat kan tidak banyak dapat keuntungan dari aktivitas itu nanti. Bahkan itu akan menghilangkan mata pencaharian para porter di Sembalun, Senaru, dan wilayah lainnya," ujar Haedi.
Menurutnya, saat ini para tokoh adat, mangku, serta masyarakat di Lombok Timur akan terus bersuara menolak rencana pembangunan kereta gantung Rinjani.
"Kami bersuara semampu kami berdoa dan sebagainya. Para mangku ini bukan orang pemerintahan. Kami berusaha menolak dengan cara kami sendiri," pungkas Haedi.
Kereta Gantung Tidak Ganggu Jalur Pendakian
Sementara itu, menurut Ahui, Production Manager PT Indonesia Lombok Resort, penolakan itu imbas dari ketidakpahaman masyarakat terkait proyek pembangunan kereta gantung yang sama sekali tidak merusak jalur pendakian dan kawasan Gunung Rinjani.
"Jalur pembangunan kereta gantung sepanjang 10 kilometer itu sama sekali tidak akan mengganggu jalur pendakian Rinjani. Jadi salah kaprah jika bilang ini mengganggu jalur pendakian. Ini khusus untuk wisata alam," ujar Ahui.
Dia menjamin, kereta gantung Rinjani itu juga tidak akan menghilangkan pekerjaan para porter di Gunung Rinjani.
"Jadi tidak hubungannya sama sekali sama porter. Karena ini memang khusus bukan untuk tujuan mendaki. Jauh sekali pemasarannya," katanya.
-----
Artikel ini telah naik di detikBali.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol