Qantas Kembalikan Uang Tiket Penumpang yang Terkena Air Pipis di Bangku Pesawat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Qantas Kembalikan Uang Tiket Penumpang yang Terkena Air Pipis di Bangku Pesawat

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 17 Jan 2024 06:39 WIB
Sydney, Australia - May 5, 2014: Qantas Boeing 767 airliner taking off from Sydney Airport.
Ilustrasi Qantas (Ryan Fletcher/Getty Images)
Jakarta -

Pasangan suami istri dapat tempat duduk yang tidak nyaman dalam penerbangan sembilan jam. Belakangan, maskapai mengembalikan uang tiket mereka.

Diberitakan Yahoo News, Rabu (17/1/2024) mereka terbang dengan Qantas dari Bangkok, Thailand ke Sydney, Australia akhir tahun lalu. Pasangan suami istri dari Selandia Baru itu mendapati lantai di bawah tempat duduk mereka basah.

Bantal dari maskapai yang berbentuk kotak tergeletak di lantai. Saat diangkat, terlihat noda dan ternyata bantal itu basah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, di bawah kursi itu ada tas berisi barang bebas bea cukai senilai USD 70 dan di sampingnya ada chasing HP dan bantal leher.

Semua barang yang ada di bawah bangku tersebut basah. Mereka memindahkan barang-barang itu ke bagasi kabin di atas mereka. Bantal leher dipakai, tetapi mereka meminta ganti bantal yang berbentuk kotak.

ADVERTISEMENT

"Kami memanggil pramugari, yang malah kebingungan,. Dia kemudian mengambil bantal itu," kata pasangan itu kepada The New Zealand Herald.

Setelah beberapa jam penerbangan, keadaan berubah menjadi tidak mengenakan, ketika salah satu dari pasangan itu meraih ke bawah kursi lagi dan menemukan sepasang pakaian dalam anak-anak. Saat itulah pasangan tersebut menyadari basah-basah yang pertama kali mereka lihat, kemungkinan besar adalah pipis bocah.

"Kami kemudian tahu bahwa kami telah duduk di atas air seni selama 10 jam perjalanan. Dan bantal leher yang saya pakai selama beberapa jam itu, pasti juga sudah terkena urine," kata dia.

Bantal tersebut, beserta tas bebas bea dan isinya, kemudian dibuang ke tempat sampah setelah pesawat mendarat dengan alasan kebersihan.

Seorang pramugari yang mengetahui situasi tersebut mengambil pakaian dalam tersebut, kemudian juga membuangnya. Dia mengatakan akan melaporkan barang-barang itu kepada atasannya.

Laporan itu ternyata tidak sekadar masuk ruang penyimpanan dokumen. Pasangan tersebut mendapatkan 10.000 poin Qantas sebagai kompensasi.

Pasangan ini menolak. Mereka ingin pengembalian uang tiket mereka.

Mereka tidak terima harus menjalani penerbangan buruk dengan harus duduk di atas bekas urine penumpang lain selama sembilan jam.

Pasangan tersebut menuntut pengembalian dana sebesar USD 3.827 atau Rp 59 juta, biaya perjalanan Bangkok-Sydney. Sepengetahuan pasangan itu, urine tersebut kemungkinan besar kesalahan kru pembersih yang dikontrak yang berbasis di Bangkok.

Awalnya, maskapai penerbangan nasional Australia itu menolak permintaan pasangan tersebut.

"Saya memahami bahwa karena pengalaman ketidaknyamanan yang Anda alami, Anda ingin meminta pengembalian dana penerbangan. Namun, kami menyesal tidak dapat memenuhi permintaan Anda karena tiket telah digunakan sepenuhnya," demikian isi email yang dikirimkan kepada pasangan tersebut pada 10 Januari.

Setelah terus didesak oleh media, Qantas akhirnya mengakui kesalahan dan bersedia mengembalikan uang tiket penumpang itu. Maskapai juga meminta maaf.

"Semua pesawat internasional kami dibersihkan di antara setiap penerbangan, termasuk menyedot debu kursi dan mendisinfeksi permukaan. Kami sedang menyelidiki apa yang terjadi dan telah menyampaikan masalah ini kepada pemasok pembersih kami di Bangkok, yang membersihkan pesawat sebelum keberangkatan," kata juru bicara.

Mereka menambahkan bahwa bahwa staf Qantas dalam penerbangan baru menyadari masalah tersebut sesaat sebelum turun. Tepatnya setelah delapan jam perjalanan.

"Kami telah meminta maaf kepada pelanggan dan akan memberikan pengembalian dana sebagai bentuk niat baik," kata juru bicara Qantas.




(sym/fem)

Hide Ads