Pesawat Boeing 737 yang ditumpangi salah satu menteri Amerika Serikat mengalami kegagalan kritis. Rombongan pun harus berganti pesawat.
Menyitir CNN, Kamis (18/1/2024), Menteri Luar Negeri Antony Blinken terpaksa berganti pesawat untuk kembali ke Washington dari Davos. Itu setelah pesawat yang ditumpanginya mengalami kerusakan.
Menurut media yang meliputnya, itu merupakan kerusakan kritis akibat kebocoran oksigen. Blinken dan rombongan menaiki pesawat jet Boeing 737 yang telah dimodifikasi di Zurich pada hari Rabu setelah satu setengah hari menghadiri pertemuan di KTT global di Davos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat mengalami masalah setelah lepas landas dan rombongan terpaksa turun dari pesawat, menurut media.
Sebuah pesawat baru yang lebih kecil telah dikirim untuk Blinken dan banyak dari rombongan yang ikut dalam perjalanan tersebut sekarang akan kembali ke Washington dengan menumpang pesawat komersial.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matt Miller, mengatakan bahwa pesawat tersebut mengalami masalah mekanis. Ia mengatakan bahwa Blinken akan kembali ke Washington dengan diikuti pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut kepada Angkatan Udara AS.
Ini merupakan pukulan terbaru bagi reputasi Boeing yang dulunya sangat baik, namun kini telah tercoreng. Pada tanggal 5 Januari, sebuah pesawat jet Alaska Airlines mengalami kerusakan pada jendela tak lama setelah lepas landas saat pesawat berada di ketinggian 16.000 kaki, sehingga meninggalkan lubang yang menganga di bagian samping pesawat.
Untungnya tidak ada orang yang duduk di kursi di sebelah lubang, dan tidak ada yang terluka parah. Namun, insiden itu menyebabkan semua pesawat jet 737 Max 9 dilarang terbang sementara karena maskapai penerbangan diperintahkan untuk menginspeksinya untuk kemungkinan adanya kesalahan perakitan dan baut yang longgar atau hilang.
Meskipun penyebab kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan, CEO Boeing Dave Calhoun telah mengakui adanya kesalahan yang dilakukan oleh Boeing yang menyebabkan insiden tersebut.
Pesawat Alaska Air itu adalah versi 737 yang lebih baru daripada yang ditumpangi Blinken, yang merupakan model lama yang dimodifikasi untuk digunakan oleh militer. Namun versi yang lebih baru dari 737, yaitu 737 Max, telah mengalami serangkaian masalah serius jauh sebelum insiden Alaska Air bulan ini.
Dua kecelakaan 737 Max, pada tahun 2018 di Indonesia dan awal 2019 di Ethiopia, menewaskan seluruh 346 orang di dalam penerbangan, dan menyebabkan pesawat ini dikandangkan selama 20 bulan sementara Boeing berupaya memperbaiki cacat desain yang menyebabkan kecelakaan.
Namun, pesawat ini mengalami masalah kualitas lainnya sejak kembali beroperasi setelah insiden Alaska Air. Pada bulan Desember lalu, Boeing meminta maskapai penerbangan untuk memeriksa semua jet 737 Max mereka untuk mengetahui adanya kemungkinan baut yang longgar pada sistem kemudi.
Pemeriksaan itu dikatakan sangat penting untuk mengendalikan pesawat di udara, setelah sebuah maskapai penerbangan menemukan adanya potensi masalah pada bagian penting di dua pesawat.
Dalam beberapa tahun terakhir, produsen pesawat ini juga mengalami masalah kualitas yang menyebabkan penghentian pengiriman 787 Dreamliner, sementara jet 777-nya juga dikandangkan untuk sementara waktu karena mengalami kerusakan mesin, yang menyebabkan serpihan-serpihannya jatuh di atas Denver.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional