Jumlah turis China yang pelesiran turun drastis saat pandemi COvid-19 dan kini belum pulih sepenuhnya. Tetapi, data menunjukkan turis China yang berwisata mulai menjanjikan.
Dilansir dari Vietnam Express pada Jumat (19/1), pasar pariwisata masuk dan keluar dari China diprediksi meningkat pada tahun 2024. Menurut laporan Akademi Pariwisata China, jumlah total perjalanan sepanjang tahun ini bisa melebihi 264 juta dan pendapatan pariwisata internasional mencapai USD 107 miliar.
Dari data situs Tuniu Travel, pemesanan liburan berkelompok turis China selama Tahun Baru Imlek meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan wisata luar negeri populer bagi turis China adalah Thailand, Singapura, Maldives, Rusia, New Zealand, Uni Emirat Arab, Malaysia, Indonesia, dan negara-negara nordik.
Peningkatan itu mulai terlihat pada akhir tahun 2023 dengan jumlah penerbangan penumpang internasional terjadwal hampir menyentuh 4.800 penerbangan per minggu. Administrasi Penerbangan Sipil China jumlah itu setara dengan 63% dari tingkat sebelum pandemi.
"China kemungkinan akan mendapatkan kembali gelar sebagai pasar pariwisata outbound terbesar di dunia tahun ini," ujar Wolfgang Arlt, direktur Institut Penelitian Pariwisata Outbound China.
Menurut laporan Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia pada tahun 2019, turis China melakukan 155 juta kunjungan ke luar negeri. Perjalanan tersebut menghabiskan belanja hingga USD 255 miliar. Artinya, tiap turis China mengeluarkan kocek sebesar USD 1.350 atau sekitar Rp 21 juta per orang.
Hingga kemudian angka itu turun drastis. China menutup perbatasan selama hampir tiga tahun karena Covid-19. Sebelum pandemi, negeri tirai bambu merupakan pasar terbesar bagi sebagian negara Asia Tenggara.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour