Perseteruan antara India dan Maldives berlanjut. Kesungguhan warga India untuk memboikot Maldives tercermin pada melonjaknya jumlah pencarian liburan ke Lakshadweep.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Narendra Modi melakukan kunjungan ke kepulauan India di Laut Arab, Lashadweep. Ia mengumumkan serangkaian proyek pembangunan dan berbagi kegiatan liburan di sana di media sosial X, seperti snorkeling dan menikmati pantai.
Namun secara tak terduga, tiga wakil menteri Maldives melontarkan hinaan pada PM Modi bahwa Pantai Maldives lebih baik dari India. Ini memicu kemarahan warga India. Mereka beramai-ramai membatalkan liburan ke Maldives.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesungguhan pemboikotan itu diiringi dengan langkah menjadikan Lakshadweep sebagai tujuan wisata. Itu ditunjukkan dengan melonjaknya titik penelusuran Google soal Lakshadweep. Bahkan, bisa dibilang ini rekor pencarian tertinggi sepanjang masa.
Baca juga: Maldives yang Indah Itu Diboikot Warga India |
Dilansir dari BBC pada Jumat (18/1/2024), MakeMyTrip, perusahaan perjalanan online terbesar di India, mengatakan melihat peningkatan penulusuran Lakshadweep sebesar 3.400% di platformnya setelah perjalanan Modi.
Praful Patel, administrator pemerintahan di wilayah tersebut, menyambut baik perubahan itu.
"Keindahan alam Lakshadweep membawa kemungkinan besar bagi pengembangan sektor pariwisata. Pemerintah telah meluncurkan beberapa inisiatif, termasuk menambah lebih banyak kamar penginapan," katanya.
Kepulauan Lakshadweep memiliki 36 pulau, namun hanya 10 yang berpenghuni. Pulau-pulau itu tersebar di wilayah seluas 32 km persegi.
Tata Group, salah satu pengembang di Lakshadweep, telah mengumumkan rencana untuk membuka dua resor kelas dunia di dua pulau Lakshadweep pada tahun 2026. Satu-satunya maskapai penerbangan yang saat ini terbang ke Lakshadweep telah memulai penerbangan tambahan dan maskapai lain berencana untuk segera meluncurkan layanannya.
Althaf Hussain, seorang agen perjalanan di pulau Agatti, mengatakan permintaan dari calon wisatawan telah meningkat sebesar 30-40% sejak kunjungan PM Modi.
Di balik kegembiraannya, ia memiliki kerinduan untuk mendirikan resor atas namanya di masa depan. Peluang itu sebaiknya diberikan pada pengusaha lokal, bukan pengusaha besar.
"Kami mungkin mendapatkan sedikit lapangan kerja seiring dengan berjalannya proyek-proyek ini, namun bukan itu yang kami inginkan. Kami ingin memiliki kepemilikan dalam proyek-proyek ini dan tidak hanya menyumbangkan tenaga kerja," katanya.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol