Jumlah Penumpang Pesawat di Asia Pasifik Dekati Level Sebelum Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jumlah Penumpang Pesawat di Asia Pasifik Dekati Level Sebelum Pandemi

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Sabtu, 20 Jan 2024 09:07 WIB
Singapura-Bali Jadi Destinasi Favorit Libur Nataru
Ilustrasi penerbangan (Ari Saputra)
Jakarta -

Pemulihan pariwisata wisata dunia menunjukkan tanda-tanda menjanjikan. Lalu lintas penerbangan di Asia Pasifik hampir mendekati level sebelum pandemi.

Data itu dirilis oleh Association of Asia Pacific Airlines (AAPA) atau Asosiasi Maskapai Penerbangan se-Asia Pasifik per November 2023. Fakta menununjukkan ekspansi yang solid di pasar penumpang internasional, dengan permintaan perjalanan yang sehat didukung oleh pemulihan yang berkelanjutan dalam aktivitas pariwisata di seluruh wilayah.

Sebanyak 25,1 juta penumpang internasional terbang dengan maskapai penerbangan Asia Pasifik pada November, menunjukkan peningkatan sebesar 76,9% dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2022. Maskapai penerbangan yang merupakan anggota AAPA, antara lain Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Japan Airlines, dan beberapa maskapai flag carrier lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka itu setara dengan 80,9% dari tingkat yang terlihat pada periode yang sama pada tahun 2019. Lalu lintas pendapatan penumpang kilometer (RPK) tumbuh sebesar 66,9% tahun-ke-tahun, melampaui peningkatan kapasitas kursi yang tersedia sebesar 61,3% sehingga menghasilkan kenaikan rata-rata faktor keterisian penumpang (load factor) internasional sebesar 2,7 poin persentase menjadi 79,6% pada bulan tersebut.

"Selama sebelas bulan pertama tahun 2023, maskapai penerbangan Asia Pasifik mengangkut total 250 juta penumpang internasional, yang mencerminkan permintaan yang terpendam dalam periode pemulihan pascapandemi. naik 178% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Subhas Menon, direktur jenderal AAPA.

ADVERTISEMENT

Pesawat Kargo

Tren oke itu juga ditunjukkan oleh pesawat kargo. Setelah kondisi permintaan yang lemah dalam jangka waktu yang lama, kini pertumbuhan pasar kargo udara mendapatkan momentum. Permintaan yang lebih tinggi untuk barang-barang konsumen yang didorong oleh periode perayaan akhir tahun yang semakin dekat mendukung pertumbuhan permintaan kargo udara internasional sebesar 8,4% tahun-ke-tahun yang diukur dalam jumlah ton pengangkutan (FTK) di bulan November.

Namun, faktor muatan angkutan internasional berkurang sebesar 1,5 poin persentase menjadi rata-rata 62,0% pada bulan tersebut, setelah memperhitungkan peningkatan kapasitas angkutan yang ditawarkan sebesar 11,0% tahun-ke-tahun.

"Kondisi ekonomi yang lemah telah mengakibatkan penurunan permintaan kargo udara secara keseluruhan sebesar 4,2% selama sebelas bulan pertama tahun 2023, meskipun ada peningkatan volume sejak bulan September," ujar Subhas Menon.

Tantangan industri penerbangan

Menon mengatakan meskipun terjadi perlambatan aktivitas ekonomi global dan peningkatan ketegangan geopolitik, ke depan maskapai penerbangan di Asia Pasifik diprediksi akan bertumbuh pada permintaan penumpang internasional sepanjang tahun. Itu seiring dengan pemulihan frekuensi penerbangan dan konektivitas.

Hanya saja perlu diwaspadai ketidakpastian yang masih terjadi, dengan pesanan ekspor baru mengalami penurunan. Secara keseluruhan, prospek permintaan perjalanan udara tetap positif, dengan pemulihan penuh ke tingkat sebelum pandemi diperkirakan terjadi pada tahun 2024.

"Namun demikian, di tengah semakin ketatnya persaingan, maskapai penerbangan terus mewaspadai biaya, mengingat fluktuasi harga minyak serta volatilitas nilai tukar," ujarnya.




(ddn/fem)

Hide Ads