Berkunjung ke Superlative Gallery, Ada Karya dari Edi Bonetski

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkunjung ke Superlative Gallery, Ada Karya dari Edi Bonetski

Ni Made Nami Krisnayanti - detikTravel
Sabtu, 20 Jan 2024 14:02 WIB
Edi Bonetski, seniman asal tangerang yang sedang menggelar pameran solo di Superlative Gallery, Badung, Bali.
Edi Bonetski, seniman asal tangerang yang sedang menggelar pameran solo di Superlative Gallery, Badung, Bali. (Ni Made Nami Krisnayanti)
Jakarta -

Mulai 5 Januari hingga 5 Februari 2024 Superlative Gallery memamerkan karya dari seniman Indonesia bernama Edi Bonetski. Edi mengangkat tajuk "Mata Garis" dalam solo exhibitionnya.

Superlative Gallery merupakan sebuah galeri seni NFT (Non-Fungible Token) pertama di Asia Tenggara. Resmi dibuka pada Januari 2021, Superlative Gallery menyajikan NFT berbentuk karakter sejumlah 11.100 rangkaian NFT.

Tak hanya menjadi galeri seni biasa, Superlative Gallery mewadahi seniman Indonesia dalam menggabungkan seni konvensional dan seni digital. Galeri yang satu ini juga menjadi pusat edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar lebih jauh terkait NFT.

Untuk mewadahi seniman Indonesia, Superlative Gallery bekerja sama dengan seniman untuk melaksanakan exhibition temporer. Tampilan dan konsep galeri ini juga akan berubah tergantung dari seniman yang melakukan pemeran.

"Kita per bulan rencananya akan punya pameran dengan konsep yang beda-beda, tergantung dari senimannya. Ada yang solo exhibition atau bisa collective exhibition, jadi jumlah karya dan konsep pameran tergantung dari senimannya. Jadi konsepnya tematik per bulan," kata Ikhsan Muttaqin, manager dari Superlative Gallery.

Galeri NFT pertama di ASEAN, Superlative Gallery, di Badung, BaliGaleri NFT pertama di ASEAN, Superlative Gallery, di Badung, Bali. Hingga 5 Februari ada solo exhibition karya Edi Bonetski. (Ni Made Nami Krisnayanti)



Nah, pada 5 Januari hingga 5 Februari 2024, Superlative Gallery traveler menyajikan solo exhibition Edi Bonetski.

"Mata Garis ini sangat dekat dengan hidup saya. Peristiwa sehari-hari yang saya tuangkan di kanvas. Ada delapan karya yang saya tuangkan ke dalam kanvas dan NFT, sesuai dengan semangat Superlative Gallery. Ada beberapa karya interaktif yang bentuknya imersif," kata Ed, seniman asal Tangerang.

Terdapat puluhan karya Edi Bonetski yang siap memukau traveler. Baik disajikan dalam bentuk kanvas ataupun digital. "Ini ada karya Kaki Bumi Langit yang digarap langsung di sini. Ada video mapping juga," kata Edi.

Mata Garis di Superlative Gallery adalah pameran tunggal ke-23 dari Edi Bonetski. Ia menyebut Superlative Gallery memberikan wadah dan ruang bagi seniman untuk tumbuh dan berkembang secara digital.

"Superlative Gallery ini memberikan kemungkinan baru buat semua seniman untuk tumbuh kembang secara digital dan fisik. Superlative Gallery memberi ruang buat publik untuk bisa berpiknik dan berekreasi di sini, karena banyak pengunjung yang berlama-lama di sini. Superlative juga bisa menjadi lokomotif seni," ujar Edi.

Edi Bonetski menyebut sudah banyak karya seni miliknya yang terjual. Beberapa karya seni yang dijual seperti Koper dengan harga mulai dari Rp 3 juta dan Drawing dengan harga mulai dari Rp 300 ribu.

Satu lukisan yang paling unik milik Edi Bonetski bertajuk "Keluarga Gerilya" yang terinspirasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer. Traveler juga bisa menemukan banyak karya lain dari Edi Bonetski yang menggabungkan antara seni konvensional dan digital.

"Kita disini kombinasikan antara seni konvensional dan seni digital, jadi ada beberapa lukisan dari Bang Edi yang kita jadikan NFT," ujar Ikhsan.




(fem/fem)

Hide Ads