Selain cantik, pantai Karang Hawu di Sukabumi ternyata menyimpan kisah cinta terlarang seorang Meneer Belanda yang berakhir tragis. Seperti apa kisahnya?
Nama Jaan Frederik van Koesveld (29) mungkin kurang familiar di telinga traveler. Namun kisah percintaannya yang tragis tetap abadi di pantai Karang Hawu, Sukabumi.
Van Koesveld adalah seorang yang cukup ternama dan termasuk anggota masyarakat Eropa yang dihormati di Batavia. Dia menjabat sebagai kepala firma Harmsen & Verwey & Co di Batavia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Van Koesveld diketahui jatuh cinta dengan gadis berusia 16 tahun bernama Trussje Blonk. Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun perbedaan usia yang jauh membuat orang tua Trussje melarang cintanya terhadap Van Koesveld.
Meskipun sosok pria berusia 29 tahun itu cukup terpandang kala itu. Ditambah lagi, Van Koesveld ternyata diketahui memiliki istri dan dua anak di Antwerp, Belanda.
Van Koesveld yang mencintai Trussje merasa patah hati karena orang tua gadis di bawah umur itu menolaknya mentah-mentah.
"Kisah keduanya terungkap dari dua buah surat yang ditemukan oleh polisi sebagai bukti. Satu surat tersimpan di mantel Van Koetsveld dan tampaknya surat tersebut ditulis oleh Truusje, di mana di kalimat surat yang terakhir, gadis itu meminta orang tuanya untuk tidak melapor ke polisi dan tampaknya surat itu hendak dikirimkan ke rumah orang tua sang gadis di Batavia, namun belum sempat terkirimkan," kata Rangga Suria Danuningrat, pegiat sejarah dari Sukabumi History dan Jelajah Sejarah Soekaboemi.
Kisah Cinta Itu Berakhir Tragis
"Niatnya untuk mempersunting Trussje ditolak mentah-mentah oleh kedua orang tua sang gadis. Kemudian dia juga tidak diijinkan untuk berkunjung ke rumah sang gadis. Gelap mata, Van Koesveld memutuskan untuk membawa sang kekasih muda usia itu menuju suatu tempat yang dirahasiakan dari Truusje," kisah Rangga.
Pada Minggu 14 Agustus 1932, sekitar pukul 02.00 pagi, gadis itu meninggalkan rumah orangtuanya secara diam-diam. Di seberang jalan, Van Kosveld telah menunggu selingkuhannya tersebut. Kala itu, belum jelas kemana mereka berdua akan pergi.
"Selasa paginya sekitar pukul 07.00 WIB pagi, keduanya terlihat oleh beberapa penduduk setempat sedang berlibur di pasanggrahan Karang Hawu," ujar Rangga.
Mereka diketahui menghabiskan pagi bersama dan juga pergi mendayung, serta bersenang-senang di pantai Karang Hawu. Namun setelah itu, sebuah peristiwa tragis terjadi.
Setelah penculikan itu, Van Kosveld membunuh gadis tersebut di sekitar rumah peristirahatan di Tjisolok (Cisolok), Sukabumi. Dia kemudian bunuh diri. Jasad keduanya ditemukan tanpa alas kaki dekat tebing di pinggir pantai, sekitar 10 meter dari pinggir laut.
Hasil Penyelidikan Polisi
Saat itu, polisi langsung melakukan penyelidikan. Dari keterangan beberapa orang penduduk setempat, mereka mengaku mendengar suara letusan senjata. Namun, kala itu masih banyak pemburu hewan liar yang berkeliaran di sekitar Karang Hawu.
"Warga saat itu tidak sempat memperhatikan, karena mereka mengira seseorang sedang berburu di wilayah sekitar yang tak jauh dari Karang Hawu. Ketika beberapa jam kemudian, Wedana Pelabuhanratu mendengar tentang penemuan mayat dari penduduk setempat, kemudian sang Wedana segera memberitahukan otoritas pemerintah Eropa di Sukabumi," kisah Rangga.
Usai gelar kasus, jenazah Trussje diangkut dengan mobil jenazah ke Rumah Sakit Tjikini di Batavia.
"Tiba di rumah orang tuanya jasad gadis itu kemudian langsung dikuburkan. Gadis malang tersebut dikuburkan di pemakaman Meester Cornelis (Jatinegara-Jakarta) dan disaksikan oleh kedua orang tuanya dalam suatu tragedi yang sangat menyedihkan bagi keluarga Eropa tersebut hingga sang ibu begitu syok dan harus dibawa ke rumah sakit," tutur Rangga.
Sementara itu, saudara dari Van Koetsveld, seorang karyawan sebuah perusahaan di Tjibadak, kemudian menguburkan jenasah pria beristri yang sedang mabuk asmara itu di sebuah tempat di Sukabumi.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan