Ada mitos orang Lamongan dilarang menikah dengan orang Kediri karena suatu kejadian di masa lalu. Lantas, apakah ada yang membuktikan sebaliknya?
Legenda Panji Laras dan Panji Liris serta Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi jadi asal usul mitos orang Lamongan dilarang menikah dengan orang Kediri.
Sekdin Disparbud Lamongan, Mifta Alamuddin pun mengakui adanya mitos tersebut. Namun menurut dia, mitos itu berhenti menjadi cerita tutur di masyarakat dan sudah banyak yang tak mempercayainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Udin mengatakan banyak teman-temannya yang kini beristri atau bersuamikan orang Kediri dan tidak terjadi apa-apa. Menurutnya, mitos atau larangan menikah antara orang Lamongan dengan Kediri sudah luntur.
"Kini sudah banyak orang Lamongan dan orang Kediri yang menikah. Hal yang sama juga terjadi pada mitos perempuan melamar laki-laki yang juga sudah mulai luntur," tutur Udin.
Pendapat yang sama disampaikan warga Kecamatan Sukodadi, Zulkifli. Menurutnya banyak yang tidak percaya mitos itu dan kini warga Lamongan banyak yang memiliki istri atau suami warga Kediri.
Zulkifli menuturkan salah seorang tetangganya juga ada yang beristrikan orang Kediri dan masih langgeng hingga kini.
"Banyak yang menganggap mitos. Buktinya tetangga saya hingga kini sudah lebih 10 tahun berumah tangga ya tetap langgeng karena mungkin sudah jodohnya," ujar Zulkifli.
Warga lain yakni Umi Maftuha (25) mengatakan ia menikah dengan laki-laki kediri bernama Ryan Aldi.
"Suami saya orang Kediri, sekarang kami tinggal di Lamongan," kata Umi yang merupakan warga Kelurahan Tumenggungan, Kecamatan Lamongan.
Umi mengaku mendengar mitos tentang larangan menikah antara warga Lamongan dengan Kediri itu.
"Iya, mitosnya memang begitu. Saya juga pernah dengar mitos kalau orang Lamongan gak boleh nikah sama orang Kediri," kata Umi.
Menurut Umi, ia mengembalikan mitos itu pada diri masing-masing. Umi mengaku, mitos tersebut biarlah menjadi cerita agar selama mengarungi bahtera rumah tangga bisa kekal dan bahagia.
Ia hanya berserah dan berdoa pada Tuhan dan berharap laki-laki pilihannya itu merupakan jodohnya seumur hidup.
"Mitos itu bergantung pada masing-masing orangnya. Mau percaya apa tidaknya. Kalau saya, saya pasrahkan saja sama Allah," lanjutnya.
Umi mengungkapkan saat ini sudah banyak warga Lamongan dan Kediri yang menikah dan mereka juga baik-baik saja. Sehingga, ia pun berdoa agar pernikahannya dengan warga Kediri juga akan baik-baik saja.
"Sekarang sudah banyak yang menikah dengan orang Kediri dan pernikahan mereka juga tidak apa-apa dan baik-baik saja," imbuhnya.
Kisah Dewi Andansari dan Andanwangi
Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi adalah putri kembar Adipati Kediri. Sang Adipati menerima kabar kalau Adipati Lamongan saat itu Raden Panji Puspokusumo juga memiliki 2 orang putra kembar yakni Panji Laras dan Panji Liris.
Ia pun ingin menjodohkan putri kembarnya dengan putra kembar Adipati Lamongan.
Dewi Andansari-Andanwangi pun berangkat ke Lamongan diiringi rombongan besar. Panji Laras dan Panji Liris diminta Raden Panji Puspokusumo menjemput iring-iringan tersebut di tapal batas Lamongan dengan ditemani Patih Lamongan, Ki Patih Mbah Sabilan.
"Saat itu Lamongan sedang mengalami Banjir akibat meluapnya Kali Lamong. Sehingga Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi terpaksa mengangkat kainnya sampai paha agar kainnya tidak basah," kata Navis.
"Akibatnya Panji Laras dan Panji Liris bisa melihat kaki Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi yang ternyata berbulu lebat. Sehingga Panji Laras dan Panji Liris menolak menikahi mereka serta meminta rencana pernikahannya dibatalkan," Navis menambahkan.
Mendengar lamaran dibatalkan, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi merasa terhina dan malu. Mereka lalu bunuh diri di hadapan Panji Laras dan Panji Liris.
Melihat junjungan mereka dihina dan dipermalukan hingga bunuh diri, orang-orang Kediri menjadi marah dan ingin membunuh Panji Laras dan Panji Liris.
Perang di antara kedua pihak tak dapat dihindari. Hingga berujung terbunuhnya Panji Laras, Panji Liris dan Ki Patih Mbah Sabilan serta Adipati Lamongan Raden Panji Puspokusumo.
"Sebelum gugur, Adipati Lamongan Raden Panji Puspokusumo berpasan agar anak cucunya tidak ada yang menikah dengan orang Kediri dan itulah yang melatari mitos larangan orang Lamongan menikah dengan orang Kediri," ujar Navis.
------
Artikel ini telah naik di detikJatim.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks