Berkaca pada kecelakaan serius di kanal-kanal airnya yang ikonik, Venesia memutuskan untuk memasang kamera pengukur kecepatan untuk memantau pergerakan lalu lintas. Salah satu tujuannya, menghindari kecelakaan serius karena kapal kebut-kebutan.
Dilansir dari Telegraph, Kamis (1/2/2024) kamera-kamera pengawas ini akan dipasang di sepanjang saluran air kota. Dan denda juga akan diberikan bagi kapal-kapal yang melanggar aturan kecepatan yang telah ditetapkan.
"Jalanan (Venesia) adalah kanal laguna, sehingga lalu lintas perahu harus dikontrol dengan lebih efektif," kata anggota parlemen Martina Semenzato kepada media Italia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanal-kanal Venesia sering kali dipenuhi kapal feri, perahu motor, kapal peluncuran, tongkang, dan gondola. Terutama selama musim turis, saat musim panas, turis yang datang 'berlimpah ruah'.
![]() |
Kapal diperbolehkan melaju dengan kecepatan hingga 4 mil per jam di kanal-kanal utama, dan 3 mil per jam di kanal-kanal kecil. Namun batas kecepatan ini sering kali dilanggar.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian insiden mematikan di jalur air telah menimbulkan kekhawatiran. Sementara itu, kesenjangan peraturan dalam penerapan denda telah mengakibatkan banyaknya perselisihan administratif dan meningkatnya jumlah biaya yang belum dibayar.
Akhirnya, diputuskanlah kebijakan ini demi keselamatan wisatawan dan penduduk lokal.
Martina menambahkan bahwa perubahan ini masih memerlukan persetujuan akhir dari parlemen. Nantinya mereka akan memasang kamera khusus yang bisa menangkap kecepatan yang melewatinya.
"Amandemen tersebut memperkenalkan kamera kecepatan khusus, bernama Barcavelox, untuk memantau dan mencatat kecepatan perahu dan kapal yang melintasi kanal-kanal di kota laguna," katanya.
Selain faktor keselamatan, batasan kecepatan ini juga akan membantu melindungi ekosistem dan arsitektur laguna Venesia yang rapuh. Gerakan gelombang (air) yang diciptakan oleh kapal-kapal yang melintasi perairannya mengancam struktur kanal.
Para ahli telah memperingatkan bahwa gelombang tersebut mengikis dinding kanal yang berada di bawah permukaan air dan merusak bangunan lokal yang telah berdiri selama berabad-abad.
Dikutip dari Business Insider, sebelumnya pada tahun 2021, pihak berwenang Italia menyetujui larangan kapal pesiar memasuki pusat bersejarah Venesia. Hal ini sebagai tanggapan atas permintaan UNESCO yang menyatakan bahwa kapal pesiar mengikis fondasi kota.
Aturan ngebut butuh diperjelas
Selain melestarikan landmark Venesia, peraturan ngebut yang baru juga bertujuan untuk melindungi mereka yang bepergian di sepanjang kanal. Beberapa tahun terakhir, deretan kecelakaan fatal terjadi di sana.
Pada tahun 2013, seorang turis yang menaiki gondola tertabrak bus air. Dan pada tahun 2018 tiga orang tewas dalam dua kecelakaan perahu terpisah hanya dalam satu akhir pekan.
Setahun kemudian, pada tahun 2019, tiga orang tewas dalam upaya memecahkan rekor perahu motor berkecepatan tinggi.
Pelanggaran terhadap keselamatan di kanal-kanal Venesia menjadi berita utama bulan lalu. Karena sekelompok wisatawan terjatuh ke perairan es setelah membalikkan gondola mereka. Dilaporkan penyebabnya karena mengabaikan imbauan dari pendayung gondola untuk duduk.
Sementara itu, pada tahun 2022, seorang turis Belgia kedapatan ngebut melewati Grand Canal dengan taksi air curian. Dia akhirnya dihentikan oleh polisi dan dikenakan denda.
(sym/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan