Menjelang Imlek, warga keturunan Tionghoa di Ciamis melaksanakan sebuah tradisi, yaitu memandikan patung dewa-dewa di Klenteng Hok Tek Bio.
Mereka menurunkan para dewa penghuni Kelenteng Hok Tek Bio dari altar untuk dimandikan. Tradisi tersebut digelar pada Minggu (4/2) kemarin atau seminggu sebelum Imlek.
Satu per satu patung dewa diturunkan dari altar menuju ke meja yang telah disediakan. Pengurus kelenteng telah menyiapkan baskom atau wadah merah berisi air dan taburan bunga mawar untuk memandikan patung-patung itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah semua patung dewa diturunkan, mereka kemudian melepaskan baju penutup patung tersebut. Patung dewa yang berjumlah lebih dari 20 itu lalu dibersihkan menggunakan kuas.
Selanjutnya, patung-patung itu dimasukkan ke dalam air untuk dicuci. Setelah nampak bersih, patung dewa kemudian dikeringkan memakai handuk.
Nama-nama Patung Dewa yang dimandikan di antaranya Hok Tek Cheng Sin, yang merupakan dewa penghuni pertama kelenteng yakni Hok Tek Bio. Ada juga Tu Ti Kung /Tu Ti Po. Wu Lu Cai Sen, Hian Thian Siang Tee, Fu Sen, Kwan Im Pau Sat (Dewi Kwan Im).
"Tujuan tradisi ini supaya menghadapi tahun baru sudah bersih. Merawat agar bersih setiap menjelang Imlek," ujar Ketua Kelenteng Hok Tek Bio, Hidayat Kuswaya.
Hidayat berharap di tahun baru Imlek yang berbarengan dengan pesta demokrasi berharap Pemilu 2024 mendapat pemimpin yang baik. Sehingga dapat membawa Indonesia lebih baik.
"Harapannya di tahun baru ini berkaitan dengan pemilu semoga hasilnya memuaskan. Menghasilkan pemimpin yang baik. Intinya jangan pakai uang, karena kalau sudah jadi itu harus ganti. Ingin itu hilang," pungkasnya.
Selain memandikan patung dewa, Kelenteng Hok Tek Bio yang berada di Jalan Ampera II Ciamis juga sudah memasang lampu lampion dan menata lilin. Lilin itu dikirim dari perorangan atau keluarga warga keturunan Tionghoa.
Konon, dengan menyalakan lilin saat perayaan Imlek, maka kehidupan mereka di tahun depan akan terang atau bersinar. Ukuran lilin yang akan dinyalakan bervariatif, dari yang paling kecil 25 kati.
Kemudian berturut-turut ada lilin 50 kati, 100 kati, 200 kati, 500 kati dan yang paling besar 1.000 kati. Kati adalah nama satuan ukuran berat, untuk satu kati berbobot sama dengan 6 1/4 ons.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan