Gumpalan buih muncul di perairan Teluk Bima bagian barat, Kamis (8/2/2024). Salah satunya di pesisir Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Warga setempat, Hermansyah (37), mengatakan gumpalan buih di tengah Teluk Bima muncul sejak beberapa hari yang lalu. Makin hari gumpalan buih semakin banyak.
Pantauan detikBali, gumpalan busa serupa juga terlihat di perairan Teluk Bima bagian timur, tepatnya di sepanjang Pantai Lawata hingga di kawasan Pantai Ahamami, Kota Bima. Gumpalan busa itu mengikuti arus laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DLH lakukan pemeriksaan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bima telah mengecek gumpalan buih di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka menduga fenomena buih itu muncul akibat ledakan alga.
"Kami sudah lakukan pengecekan di lapangan kemarin terkait muncul gumpalan buih di Desa Soromandi, Kabupaten Bima," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pencemaran DLH Bima, Ali Mahdi, Sabtu (10/2/2024).
Ali menambahkan gumpalan buih bisa saja akibat meledaknya pertumbuhan alga karena melimpahnya zat hara tertentu. Sebab, gumpalan buih seperti jeli itu tidak berbau dan tidak berminyak.
"Tapi untuk memastikan, kami sudah kirim sampelnya ke laboratorium kesehatan daerah (labkesda)," imbuhnya.
Menurut Ali, fenomena gumpalan buih juga pernah terjadi di Teluk Bima pada 2023. Hasil penelitian dan uji laboratorium menunjukkan gumpalan berwarna cokelat yang muncul kala itu akibat ledakan alga karena unsur hara yang cukup tinggi.
"Seperti fenomena tahun lalu, namanya sea snot atau lendir laut. Gumpalan ini akan muncul dan hilang tergantung suhu, adanya hujan, angin, dan gelombang," imbuh Ali.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!