Hadaka Matsuri atau Festival Pria Telanjang jadi upacara unik Jepang yang tiada duanya. Setelah 1.250 tahun, festival khusus pria ini mulai 'disentuh' wanita.
Dilansir dari BBC pada Minggu (25/2), upacara Hadaka Matsuri di Kuil Konomiya, Jepang terasa sedikit berbeda. Ada pemandangan tak biasa yang terjadi setelah ribuan tahun.
Ya, tak hanya kelompok pria yang terlihat. Sekelompok wanita menorehkan sejarah baru tahun ini. Mereka bergabung dalam Hadaka Matsuri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bukan seperti yang dibayangkan, wanita-wanita ini tidak akan telanjang dan ikut dalam kegiatan inti upacara. Sekitar 40 wanita ikut mendukung upacara ini sebagai tim acara.
"Pada dasarnya, perempuan selalu bekerja keras untuk mendukung laki-laki dalam festival," ucap Atsuko Tamakoshi, seorang perempuan yang keluarganya telah ikut dalam kegiatan festival selama beberapa generasi.
Namun gagasan untuk benar-benar ambil bagian dalam festival tersebut tampaknya belum pernah muncul. Selama ini hanya ada bagian pria yang mengusir roh jahat dan berdoa untuk memohon kebahagiaan.
Saat pria menyentuh Shin Otoko, maka roh jahat dipercaya akan pergi. Anggota upacara serentak meneriakkan 'washoi! washoi!'(ayo pergi, ayo pergi) untuk mengusir roh jahat.
![]() |
Naruhito Tsunoda, salah satu peserta Hadaka Matsuri berpendapat bahwa belum pernah ada larangan soal keikutsertaan wanita dalam upacara tersebut.
"Saya percaya hal yang paling penting adalah festival yang menyenangkan bagi semua orang. Saya pikir Tuhan juga akan sangat senang dengan hal itu," katanya.
Tamakoshi adalah seorang nenek berusia 56 tahun yang ikut ambil bagian dari upacara ini. Ia sempat khawatir karena ada banyak orang yang mempertanyakan dirinya dalam upacara tersebut.
"Mereka mengatakan, 'apa yang dilakukan perempuan di festival laki-laki?', 'Ini festival laki-laki, ini serius'," ucapnya.
Tamakoshi melenyapkan segala kekhawatiranya dan tetap menjalankan tugas. Ia percaya bahwa apa yang dilakukan dengan tulus akan berbuah baik.
Wanita-wanita ini mengenakan mantel happi berwarna ungu. Mereka mengenakan celana putih pendek sambil membawa persembahan bambu.
Mereka berdiri dalam dua barisan sejajar sambil membawa batang bantu panjang yang dibalut jalinan pita merah putih.
Atsuko memimpin, ia meniup peluit untuk memberi tanda mulainya nyanyian berirama 'washoi washoi'. Mereka telah berlatih selama berminggu-minggu untuk melakukannya dengan benar.
Teriakan dukungan dari penonton terdengar oleh mereka. "Ganbatte," seru penonton.
![]() |
Ketika mereka masuk ke halaman kuil Konomiya Shinto, kelompok wanita juga akan disiram air dingin layaknya kelompok pria. Ini akan membuat mereka semakin semangat meski di tengah dinginnya cuaca bulan Februari.
Setelah persembahan diterima, para wanita akan mengakhiri upacara dengan penghormatan tradisional berupa dua sujud, dua tepuk tangan dan satu sujud terakhir.
Tugas wanita hanya sampai di situ, mereka tidak akan ambil bagian dari perebutan jimat di kuil bersama pria-pria atau saling memanjat untuk menyentuh Shin Otoko atau dewa laki-laki.
Berhasil menyelesaikan tugas itu, para wanita bersorak dan melompat. Mereka berpelukan sambil menangis.
"Arigatougozaimasu! Arigato!" pekik mereka.
"Saya menjadi terharu. Saya tidak yakin bisa bergabung, tetapi sekarang saya merasa ini sebagai suatu pencapaian," ucap Michiko Ikai salah seorang anggota kelompok wanita.
Keberadaan mereka terasa sangat menonjol. Begitu tugas usai, banyak media yang sudah menunggu mereka di depan kuil untuk wawancara.
"Saya sudah melakukannya. Saya sangat senang," kata Mineko Akahori pada BBC.
"Saya sangat bersyukur sebagai seorang wanita, saya bisa berpartisipasi untuk pertama kalinya."
Minako Ando, rekan satu tim Mineko menambahkan bahwa menjadi orang pertama yang melakukan ini adalah hal yang luar biasa.
Sementara itu, upacara yang sama dilakukan di Kuil Kokuseki, utara Jepang. Tak seperti di Kuil Konomiya, upacara di Kuil Kokuseki tak ada campur tangan perempuan. Bahkan, saking sedikitnya generasi muda pria, upacara itu terancam punah dan tidak dilanjutkan lagi tahun depan.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!