Seorang pilot veteran dari Australia melemparkan sebuah teori konspirasi baru mengenai lenyapnya pesawat Malaysia Airlines MH370 10 tahun yang lalu.
Dalam film dokumenter Sky News Australia MH370: Ten Years On, sejumlah ahli mempertimbangkan teori-teori seputar insiden yang terjadi pada 8 Maret 2014 itu.
Pensiunan pilot Qantas dan kapten pelatihan RAAF, Mike Glynn, mengatakan para penumpang dan awak bisa saja tidak berdaya sebelum mereka tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu teori yang mencuat yaitu bahwa insiden tersebut merupakan pembunuhan-bunuh diri oleh kapten Zaharie Ahmad Shah (53). Namun, pihak berwenang tidak pernah mengonfirmasi klaim ini.
"Jadi pada dasarnya, untuk menewaskan semua penumpang, yang harus dia lakukan hanyalah menekan beberapa tombol hanya dalam beberapa saat?" tanya Peter Stefanovic, pembawa acara dokumenter tersebut.
"Iya. Memastikan pintunya terkunci, jadi tidak ada yang bisa masuk. Tidak ada yang bisa dilakukan siapapun," jawab Glynn.
Glynn menunjuk ke katup aliran keluar tekanan udara pesawat yang mengontrol pelepasan udara. Katup ini mengatur tekanan udara kabin selama penerbangan guna menciptakan kondisi yang nyaman dan aman.
"Ketika Anda membuka katup aliran keluar ini, pesawat mengalami depresurisasi dengan sangat cepat," ucapnya, seperti dikutip Sky News.
"Jika pesawat tidak segera bergerak turun, Anda akan mulai merasa hipoksia dalam tiga atau empat menit," lanjut dia.
Hipoksia adalah kondisi ketika jaringan tubuh manusia tidak menerima cukup oksigen. Hal ini bisa menyebabkan kebingungan dan detak jantung yang cepat sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.
Kejadian seperti ini pernah terjadi pada 2005 kala pilot Helios Airways gagal mengatur tekanan udara kabin dengan benar. Sebanyak 121 penumpang dan awak kabin tidak sadarkan diri sebelum jatuh di Yunani dua jam kemudian saat pesawat kehabisan bahan bakar.
Dalam film itu, Stefanovic bertanya lagi perihal pintu kokpit pesawat. Dia menanyakan apakah pintu itu sulit untuk dikunci.
Glynn pun mengatakan pintu itu tidak sulit dikunci. Dia menegaskan pintu kokpit dirancang untuk menjaga para penumpang dan awak kabin, menyusul pembajakan pesawat dalam serangan 9/11 di Amerika Serikat.
"Pintu akan menutup secara otomatis dan Anda dapat menguncinya dengan sakelar ini," ujar Glynn mencontohkan.
Selain itu, Glynn juga menyebut ada sistem deadbolt yang mencegah segala sesuatu masuk ke dek pesawat. Dengan sistem ini, kata Glynn, serangan kuat apa pun yang mengarah ke pintu kokpit "tidak akan mampu mengubah apa pun."
Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang misterius dari langit pada 8 Maret 2014. Insiden itu terjadi setelah pesawat tipe Boeing 777 itu berangkat dari Kuala Lumpur dengan membawa 227 penumpang dan 12 awak kabin.
Pesawat tersebut terlihat melintas di atas Laut China Selatan menuju Beijing, namun hilang dari radar sekitar 40 menit setelah terbang.
------
Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol