Nasib tragis dialami seorang dokter yang sedang makan malam bersama keluarganya di restoran Disney World. Penyebabnya, makanannya mengandung alergen yang dideritanya.
Diberitakan Mirror, Selasa (27/2/2024) Kanokporn Tangsuan, seorang dokter di NYU Langone di New York City, yang apes. Dia makan malam di Raglan Road Irish Pub di taman hiburan Disney Springs bersama suami dan ibunya. Di sana dia memberi tahu pelayan tentang alergi parah terhadap kacang-kacangan dan produk susu.
Dalam gugatan yang dilayangkan suaminya, Jeffrey Piccolo, Tangsuan bertanya apakah beberapa item di menu bisa dibuat bebas alergen. Di momen itu, dia menanyakan tentang makanan pembuka 'Scallop Forest', brokoli, dan jagung goreng 'Sure I'm Frittered', hidangan utama 'This Shepherd Went Vegan' dan onion ring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan tegas pelayan meyakinkan bahwa makanan yang ditanyakan bebas alergen. Namun saat nampan makanan diantarkan ke meja, beberapa makanan tidak ada bendera 'bebas alergen'.
"Jeffrey Piccolo sekali lagi mempertanyakan pelayan, sekali lagi, menjamin makanan yang diantar ke Kanokporn Tangsuan bebas alergen," bunyi gugatan itu.
Setelah makan malam, Piccolo pergi ke kamar hotel mereka sementara Tangsuan dan ibu mertuanya pergi berbelanja. Tangsuan memasuki Planet Hollywood dan sekitar pukul 20.45 mulai mengalami reaksi alergi akut.
Tangsuan kesulitan bernapas dan pingsan. Dia menggunakan EpiPen sendiri dan dilarikan ke rumah sakit setempat, di mana dia meninggal. Penyebab kematiannya adalah 'anafilaksis karena peningkatan kadar produk susu dan kacang-kacangan dalam sistem tubuhnya'.
Gugatan tersebut menuduh Walt Disney Parks and Resorts gagal mendidik, melatih dan/atau menginstruksikan karyawannya untuk memastikan makanan yang diindikasikan bebas alergen atau diminta dibuat bebas alergen. Ini sebuah tindakan kelalaian.
Piccolo meminta ganti rugi sebesar USD 50.000 atau sekitar Rp 782 juta dari Disney dan restoran tersebut berdasarkan Florida Wrongful Death Act.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum