Sosok Inggit Garnasih begitu istimewa. Senyuman manisnya berhasil mencuri hari Soekarno muda. Bagaimana kisahnya?
Berbicara tentang tokoh sejarah di Kota Kembang tidak akan ada habisnya. Salah satu sosok yang menarik untuk dikulik kisahnya adalah Inggit Garnasih, sosok perempuan yang memberikan pengaruh kuat kepada bapak Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno.
Inggit Garnasih terlahir dari pasangan Ardjipan dan Amsi, dia lahir pada tanngal 17 Februari 1888 di Desa Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung.
Di zaman itu, banyak sekali pemuda yang tertarik kepada Inggit Garnasih. Jika mendapat senyuman dari Garnasih seakan-akan seperti mendapat uang satu ringgit. Maka dari itulah awal mula panggilan 'Si Ringgit' kepada Inggit Garnasih.
Kisah hidup Inggit Garnasih bisa traveler simak di kediamannya, yang sekarang dijadikan museum untuk menceritakan kehidupannya. Inggit Garnasih Historic House begitu namanya.
Museum itu terletak di Jl Ibu Inggit Garnasih No8, Nyengseret, Kelurahan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.
Museum tersebut menjadi tempat yang patut dikunjungi karena di dalamnya banyak menceritakan kisah hidup Inggit Garnasih dari awal hidup hingga telah tiada.
Ada beberapa ruangan yang menjadi Pameran Museum di antaranya ada kamar tidur, ruang baca serta ruangan pembuatan bedak dan jamu.
Sebelum menikah dengan Soekarno, Inggit Garnasih sempat dijodohkan dengan salah seorang bangsawan di Karesidenan Priangan bernama Nata Atmadja pada tahun 1900. Kala itu, ia masih berusia 12 tahun.
Inggit bersedia menikahinya karena mendengar desas-desus bahwa kekasihnya akan dijodohkan dengan wanita pilihan lain orang tuannya. Pernikahan tersebut pun tanpa ada ikatan cinta.
Tak lama kemudian pernikahan tersebut pupus di tengah jalan. Setelah bercerai dengan Nata Atmaja, Inggit kempali pada cinta masa lalunya, yaitu seorang saudagar kaya yang memiliki beberapa perusahaan bernama H. Sanoesi. Mereka menikah pada tahun 1916.
Sanoesi juga merupakan aktivis Sarikat Islam (SI). Pada tahun 1921, Sanoesi dan Inggit mendapat surat dari Tjokroaminoto yang akan menitipkan menantunya Soekarno untuk bersekolah di Technische Hoogeschool (sekarang ITB) Bandung.
Kala itu Soekarno juga mengajak Istrinya Oetari untuk tinggal di Bandung. Selama berada di rumah itu Soekarno dan Inggit sering berdiskusi, karena Sanoesi lebih sering berada di luar rumah, dan intesnya berkomunikasi perlahan muncul bibit cinta di antara keduanya.
Setelah Soekarno menceraikan istri pertamanya Oetari. Dia melamar Inggit pada H. Sanoesi. Selesai masa iddah, Soekarno langsung menikahi Inggit.
Begitulah kisah Inggit Garnasih yang mencuri hati Soekarno. Hingga kini, masih banyak anak-anak sekolah dan juga masyarakat umum yang berkunjung ke museum tersebut untuk menyimak kisah hidup Inggit Garnasih.
"Setiap harinya masih suka ada yang berkunjung ke sini, biasanya anak sekolah lagi pada kunjungan buat ngerjain tugas-tugas mereka," ungkap Deni selaku penjaga museum.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar.
Simak Video "Video: Wisata Museum Makanan Nyeleneh di Berlin, Ada Kopi Luwak Indonesia"
(wsw/wsw)