Gara-gara Google Maps, Turis Tersesat Seminggu di Daerah Terpencil

Femi Diah, CNN Indonesia - detikTravel
Sabtu, 02 Mar 2024 08:10 WIB
Ilustrasi Google Maps (GettyImages)
Jakarta -

Dua turis Jerman, Philipp Maier dan Marcel Schoene, diarahkan ke tempat terpencil saat menggunakan Googel Maps traveling di Australia. Untung saja, mereka selamat.

Diberitakan Brisbane Time, Sabtu (2/3/2024) Maier dan Schoene berkendara dari Cairns ke Bamaga di Far North Queensland pada awal Februari lalu. Mereka menuju destinasi itu dengan mengikuti arahan Google Maps.

Oleh Google Maps, mereka ditunjukkan ke sebuah jalur lama yang masih bertanah, melalui Taman Nasional Oyala Thumotang.

"Kami pikir lakukan saja karena mungkin jalan utama ditutup karena air sungai tinggi," kata Maier.

Namun, setelah melaju sejauh 60 km, mobil macet. Mereka terjebak dalam lumpur dan tidak bisa bergerak.

"Di tempat kami terjebak, terlihat sangat kering. Permukaannya kering, tapi di bawah permukaannya sangat basah dan berlumpur hingga hampir mustahil untuk keluar dari sana," kata dia.

Keadaan runyam itu diperparah oleh tidak adanya sinyal internet. Mereka pun tidak bisa meminta bantuan. Akhirnya, mereka memutuskan untuk jalan kaki.

Pada awalnya, mereka menuju ke Sungai Archer karena tampaknya lebih dekat. Mereka mencoba menyeberanginya dengan menggunakan pohon tumbang tetapi segera menyadari bahwa jalan tersebut terlalu berisiko akibat angin topan dan hujan deras yang terjadi baru-baru ini.

Schoene mengatakan mereka tidur di sana di bawah naungan, yang hanya memberikan sedikit perlindungan dari cuaca buruk.

Mereka kemudian berputar kembali dengan membawa ransel seberat 12 kilogram ke Coen, sebuah wilayah yang paling dekat. Mereka berjalan kaki dari matahari terbit hingga tengah hari, ketika panas terik mencapai puncaknya di Queensland.

Keduanya kemudian mulai berjalan lagi dari jam 4 sore hingga tengah malam. Seminggu setelah terjebak dalam lumpur, mereka tiba di Coen dan menceritakan kepada pihak berwenang apa yang terjadi. Penjaga Taman dan Satwa Liar Queensland, Roger James, mengatakan mereka beruntung masih hidup dan sehat.

"Penjaga hutan membantu mekanik setempat dalam mengambil mobil para wisatawan yang terjebak, yang jauh lebih baik daripada membantu layanan darurat dalam mencari mayat," kata James.

Pengalaman Maier dan Schoene bukanlah yang pertama, di mana Google Maps mengarahkan orang keluar dari rute menuju taman nasional terpencil di Queensland.

"Masyarakat tidak boleh mempercayai Google Maps ketika mereka bepergian di wilayah terpencil di Queensland, dan mereka harus mengikuti rambu-rambu, menggunakan peta resmi atau perangkat navigasi lainnya," kata James.

Orang-orang yang selamat usai tersesat boleh bersyukur bisa selamat dari pengalaman tersebut dan tentu bakal mempertanyakan Google Maps pada petualangan mereka berikutnya.

"Itu adalah pengalaman yang bagus tapi pengalaman yang sulit. Saya tidak ingin mengalami hal ini lagi," ujar Schoene.

***

Artikel ini sudah lebih tayang di CNN Indonesia. Selengkapnya klik di sini.



Simak Video "Video: Google Umumkan Fitur Baru di GMaps untuk Pengguna Kereta"

(sym/sym)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork